Suara.com - Sejak awal pandemi virus corona Covid-19, para ahli medis mencoba menggunakan obat-obatan dan terapi untuk meringankan beberapa gejala terkait dengan penyakit tersebut.
Tapi, sebagian besar perawatan medis itu terbukti tidak efektif dan telah berubah penggunaannya. Salah satunya, terapi plasma yang sempat disebut sebagai metode pengobatan virus corona Covid-19 yang efektif.
Kini, terapi plasma untuk pasien virus corona Covid-19 sudah dihentikan karena dinilai kurang efektif. Namun, terapi plasma bukan satu-satunya metode pengobatan virus corona yang dihentikan.
Berikut ini dilansir dari Times of India, beberapa pengobatan virus corona Covid-19 yang dihentikan dan alasannya.
Baca Juga: Temuan Baru: Varian Virus Corona India Bisa Lebih Mengancam Anak-Anak
1. Terapi plasma
Pengobatan terapi plasma untuk pasien virus corona Covid-19 dihentikan, karena dinilai tidak bermanfaat bagi pemulihan pasien yang lebih cepat. Terapi ini juga tidak cukup menjanjikan dalam mengurangi perkembangan penyakit atau kematian akibat Covid-19.
Baru-baru ini, para ahli juga berpendapat bahwa terapi plasma darah bisa menjadi irasional, tidak menunjukkan sedikit atau tidak ada bukti yang menjanjikan untuk pasien Covid-19 dan penyalahgunaan antibodi bisa semakin meningkat.
2. Hydroxychlroquine (HCQ)
Hydroxychlroquine adalah obat antiviral malaria yang dianggap sebagai pelopor dalam standar perawatan terapeutik. Tapi, penggunaan untuk pasien virus corona Covid-19 seringkali dipertanyakan oleh WHO dan otoritas kesehatan global. Akhirnya, obat itu dihentikan setelah ditemukan ketidaksesuaian dalam penggunaannya.
Baca Juga: Ilmuwan Desak Penyelidikan Asal-usul Corona dan Berita Hits Health Lainnya
Sebuah laporan yang dimuat di New England Journal of Medicine (NEJM), menggarisbawahi bahwa obat ini tidak berhasil untuk pasien virus corona Covid-19 yang kritis. Penelitian lain di New York mengatakan obat ini justru merupakan sarang infeksi, terlihat bahwa penggunaan HCQ tidak menunjukkan hasil yang ekstensif dan menimbulkan efek samping tertentu.
3. Ivermectin
Ivermectin adalah obat antiparasit yang popular dari kit pengobatan virus corona Covid-19. Tapi, penggunaannya untuk mengobati pasien virus corona Covid-19 dipertanyakan.
WHO juga telah memperingatkan pihak berwenang agar tidak sembarangan menggunakan Ivermectin dalam kasus virus corona, kecuali itu bagian dari uji klinis.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang menganggap Ivermectin aman dan efektif digunakan untuk mengobati pasien virus corona Covid-19. Apalagi, obat ini juga diketahui menyebabkan beberapa efek samping.
4. Ritonavir
Penggunaan kombinasi obat anti-HIV, Lopinavir/Ritonavir di awal pandemi langsung dalam skala besar setelah menunjukkan manfaatnya. Tapi, obat tersebut juga menjadi pusat perhatian WHO yang menyerukan penghentikan penggunaan obat HIV untuk pasien Covid-19.
Meskipun, ritonavir termasuk obat antivirus, tapi penelitian lebih lanjut membuktikan obat itu menghasilkan sedikit atau tidak berefek sama sekali dalam menekan angka kematian dan rawat inap akibat virus corona Covid-19.
5. Coronil
Coronil adalah obat virus corona Covid-19 tradisional yang penggunaannya dipasarkan sebagai immuno-booster dan telah didukung cukup banyak penelitian. Tapi, kontroversi muncul setelah WHO menyatakan bahwa tidak ada terapi tradisional yang telah disetujui dan efektif untuk mengobati pasien Covid-19.