Sindrom Havana yang Menyerang Pemerintahan AS Diduga Sudah Menyebar Luas

Rabu, 19 Mei 2021 | 09:09 WIB
Sindrom Havana yang Menyerang Pemerintahan AS Diduga Sudah Menyebar Luas
Ilustrasi pusing tiba-tiba (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit saraf misterius yang pertama kali menyerang personel pemerintahan Amerika Serikat di Havana, Kuba, diduga telah menyebar lebih luas di kalangan diplomat, tentara, dan mata-mata, dari yang diperkirakan sebelumnya.

Lebih dari 60 orang melaporkan dirinya mengalami mual, pusing, dan sakit kepala mendadak. Dalam beberapa kasus gejalanya terus terjadi dan yang lainnya juga mengalami vertigo serta nyeri.

Mendapat laporan tersebut, administrasi Biden melakukan penyelidikan secara agresif untuk mengetahui penyebabnya.

Sebuah laporan tahun lalu dari National Academy of Sciences (NAS) menyebut bahwa penyakit yang dinamai 'Sindrom Havana' ini dapat disebabkan oleh energi frekuensi radio yang langsung diarahkan ke denyut nadi.

Baca Juga: 3 Kebaikan Jahe untuk Kesehatan Tubuh, Redakan Sakit Kepala

Energi frekuensi radio termasuk gelombang radio dan gelombang mikro, lapor Live Science.

Ilustrasi pusing (freepik.com/senivpetro)
Ilustrasi pusing (freepik.com/senivpetro)

"Studi yang diterbitkan dalam literatur terbuka lebih dari setengah abad lalu dan selama beberapa puluh tahun berikutnya oleh sumber Barat dan Sovier memberi bukti tidak langsung akan kemungkinan mekanisme ini," tulis Ketua Komite NAS David Relman dalam laporan.

"Mekanisme lain mungkin memainkan efek penguatan atau aditif, menghasilkan beberapa tanda dan gejala kronis nonspesifik, seperti pusing perseptual-postural yang persisten, gangguan vestibular fungsional, dan kondisi psikologis," lanjutnya.

Kasus Sindrom Havana pertama kali ditemukan pada 2016 silam pada orang-orang yang bekerja di kedutaan AS di Havana. Sejak saat itu, ada laporan yang sama di Rusia, China, dan negara-negara lain di Asia serta Eropa.

Beberapa pejabat mencurigai badan intelijen militer Rusia berada di balik insiden ini, tetapi pemerintah AS belum siap untuk menuduh mereka.

Baca Juga: 5 Jenis Sakit Kepala yang Sering Dialami, Beserta Penyebab & Pengobatannya

"Sampai sekarang, kami tidak memiliki informasi pasti tentang penyebab insiden ini, dan terlalu dini serta tidak bertanggung jawab untuk berspekulasi," jelas Amanda J. Schoch, juru bicara Kantor Direktur Intelijen Nasional AS.

Sayangnya, banyak kejadian yang tetap dirahasiakan sehingga tugas untuk mengungkap penyebab potensial dari penyakit ini sulit bagi para ilmuwan.

Hal yang membuat masalah menjadi lebih rumit, beberapa penderita melaporkan gejala yang muncul tiba-tiba dan sementara, sedangkan lainnya melaporkan masalah kronis yang berkembang lambat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI