Suara.com - Pakar mengimbau agar pemerintah mengambil langkah serius untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 pasca libur lebaran.
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan setidaknya ada lima langkah yang perlu dilakukan, agar kenaikan kasus Covid-19 tidak menjadi masalah.
Pertama, kesiapan pelayanan kesehatan primer, baik puskesmas maupun fasilitas kesehatan lain yang sehari-hari biasa dikunjungi masyarakat. Ada dua hal yang perlu diantisipai, yakni kesiapan fasilitas kesehatan menerima konsultasi masyarakat tentang Covid-19 dan bagaimana penanganan pasien yang isolasi mandiri di rumah.
Kedua, menjamin agar sistem komunikasi dan rujukan tetap terjaga antara fasyankes primer dengan rumah sakit.
Baca Juga: Kemenkes Tak Hentikan Semua Vaksin AstraZeneca, Cuma Batch CTMAV547
"Ini juga terdiri dari dua area, yakni bagaimana memudahkan kalau petugas kesehatan di layanan primer ingin berkonsultasi dengan para pakar di rumah sakit dan juga bagaimana sistem rujukan pasien yang akan di kirim ke rumah sakit serta yang sudah kembali dari rumah sakit," ujar Prof Tjandra, dalam keterangan yang diterima Suara.com, Minggu (16/5/2021).
Prof Tjandra mengatakan, sistem rujukan ini amat penting dan petugas kesehatan di layanan primer perlu mendapat informasi yang terkini tentang ketersediaan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit di daerahnya.
Poin ketiga adalah, kesiapan rumah sakit sendiri, yang sudah banyak dibahas. Sedikitnya ada lima point yang perlu disiapkan yakni:
- SDM baik petugas kesehatan maupun petugas penunjang lainnya,
- Ketersediaan ruang rawat sampai mungkin perlu tenda darurat,
- Obat-obatan,
- Peralatan RS seperti ventilator dan oksigen,
- Alat pelindung diri (APD) dan mekanisme keamanan kerja petugas RS.
"Juga perlu dibuat sistem agar kalau memang terjadi kekurangan di salah satu dari lima point ini maka bagaimana dapat ditangani secara cepat agar pasien dapat tertolong," imbuhnya.
Keempat, Prof Tjandra mengingatkan pentingnya persiapan untuk terus menjaga sistem surveilans dan pengumpulan data secara akurat.
Baca Juga: Duh, Enam Pengunjung Kebun Binatang Bandung Positif COVID 19
Hal ini akan sangat penting karena situasi dapat sangat mudah berubah dan amat dinamis. Surveilans yang baik merupakan dasar utama dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam situasi seperti ini.
"Perlu pula disiapkan sistem komunikasi risiko yang baik, agar informasi yang diterima masyarakat tidaklah membingungkan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Terakhir adalah kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Kalau memang akan ada peningkatan penularan di masyarakat maka 3 M menjadi modal utama kita," tutupnya.