3 Cara Melatih Emosi agar Seimbang, Salah Satunya Menetapkan Batasan

Jum'at, 14 Mei 2021 | 20:13 WIB
3 Cara Melatih Emosi agar Seimbang, Salah Satunya Menetapkan Batasan
ilustrasi emosi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Segala hal perlu keseimbangan, termasuk emosi. Meski memang ada kaitannya dengan genetika dan temperamen, emosi juga dapat dilatih agar seimbang.

Seimbang secara emosional bukan berarti orang tersebut tidak pernah merasakan emosi yang buruk, seperti kecemasan, takut, dan lainnya.

Namun, ia akan mengakuinya, memvalidasinya dan membiarkan perasaan tersebut berjalan dengan sendirinya.

Termasuk ketika sedih, orang yang seimbang secara emosional tidak menyalahkannya kepada diri sendiri, melainkan mereka mengingatkan diri bahwa kesedihan adalah bagian normal dari menjadi manusia.

Baca Juga: Tips Bagi Orangtua Untuk Rawat Kesehatan Mental Anak

Menyadur laman Medium, berikut tiga hal untuk melatih emosi agar seimbang:

Ilustrasi bahagia (pexels.com/@sound-on)
Ilustrasi orang yang memiliki keseimbangan emosional (pexels.com/@sound-on)

1. Melepaskan pikiran yang tidak perlu

Berpikir adalah mesin emosi. Orang yang memiliki keseimbangan emosional adalah ahli dalam melepaskan pikiran yang dapat memperkuat emosi mereka.

Faktanya, kita sebenarnya memiliki sedikit kendali atas pikiran kita sendiri. Meski seringkali tidak bisa mengontrol pikiran awal yang muncul, kita selalu dapat mengontrol cara memikirkan pikiran tersebut atau cara menanggapinya.

Tentu saja, melepaskan itu sulit. Seperti hal sulit lainnya, dibutuhkan latihan dan kesabaran untuk menjadi lebih baik.

Baca Juga: Overthinking Bukan Penyakit Mental, tapi Bisa Menjadi Tanda Suatu Gangguan

2. Menerima perasaan yang menyakitkan

Meski terampil dalam melepaskan pikiran yang tidak perlu, kita masih tetap bisa merasakan emosi yang menyakitkan, seperi kecemasan, kesedihan, dan kemarahan.

Jadi, dibandingkan menolaknya, lebih baik memperlakukannya seperti seorang 'teman'. Misalnya:

- Saat merasa sedih, ingatkan bahwa tidak apa-apa dan normal untuk merasa sedih, serta bukan berarti kita lemah.
- Ketika marah, ingatkan bahwa tidak apa-apa untuk merasa marah. Tetapi kemudian fokuslah untuk mengendalikan keinginan agar tidak menjadi agresif atau kasar.

Saat bersandar pada emosi yang menyakitkan dengan mengakui dan menerimanya, maka pada akhirnya emosi tersebut akan menghilang.

3. Menetapkan batasan yang sehat

Baik atau buruk, manusia adalah makhluk sosial. Hal itu membuat kita cenderung sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain terhadap kita.

Namun, jika menginginkan keseimbangan emosional yang lebih baik, kita harus mampu mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan secara tegas serta menetapkan batasan yang sehat.

Menetapkan batasan yang sehat berarti bersedia memberi tahu orang lain apa yang akan dan yang tidak akan kita toleransi. Dan terpenting, juga bersedia menegakkan batasan tersebut dengan perilaku dan menerima konsekuensinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI