Suara.com - Malaysia memecahkan rekor kematian tertinggi karena Covid-19 baru-baru ini, di tengah gelombang ketiga pandemi yang melanda negara tersebut.
Dilansir Channel News Asia, jumlah kasus harian tercatat 4.765, menjadikan total kasus infeksi Covid-19 mencapaiu 453.222 orang.
Mayoritas kasus terbaru terjadi di daerah Lembah Klang, terutama di Selangor (2.082 orang) dan Kuala Lumpur (540 orang).
Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan, total infeksi harian bisa melebihi 5.000 pada pertengahan bulan jika angka tren ini terus berlanjut.
Baca Juga: Waduh, Sepuluh RS di Pekanbaru Kehabisan Ruang ICU Pasien Covid-19
Selain itu, menurut laporan harian direktur jenderal kesehatan Noor Hisham Abdullah, korban yang terdiri dari 37 warga negara Malaysia dan dua orang asing berusia 43 hingga 88 tahun.
Tidak hanya itu, sepuluh dari korban jiwa berada di Johor baru, dan delapan korban lain di Kuala Lumpur. Adapun korban yang meninggal juga terjadi di Selangor berjumlah lima orang, tiga di Sabah, Keddah, Sarawak, Kelantang dan Pahang.
Di wilayah lain seperti Perak, Melaka, Negeri Sembilan, Terengganu dan Putrajaya, masing-masing mencatat satu korban yang meninggal.
Dr. Noor Hisham mengatakan, sejak awal pandemi ada 62 kasus yang telah ditemukan lewat varian B1351 dari Afrika Selatan. Sementara dua kasus yang lain juga terkena varian dari India, yaitu B16172.
Otoritas kesehatan juga mengidentifikasi 20 klaster baru, juga 12 klaster yang melibatkan tempat kerja dan lima klaster komunitas.
Baca Juga: Positif Covid-19, Arafah Rianti Takbiran di Wisma Atlet
“Hingga saat ini, sudah ada 435 klaster komunitas di Malaysia, dan 129 di antaranya saat ini positif,” ungkapnya.
Selain itu, 469 pasien juga melakukan perawatan intensif, dengan 244 pasien lain yang membutuhkan bantuan pernapasan.
“Kelompok komunitas ini muncul infeksi dari anggota keluarga dan kontak dekat. Juga acara perayaan, pemakaman, pernikahan, perayaan, dan kegiatan sosial,” tambah dr. Noor Hisham.
Ia mengingatkan, masyarakat perlu mematuhi prosedur protokol kesehatan yang berlaku, seperti saat perayaan di Hari Raya. Sekitar 78 persen penderita COVID-19 tidak menunjukkan gejala, sehingga ini bisa berisiko infeksi jika memaksa diri mudik atau berkunjung selama perayaan.
Pembatasan sosial juga diperbarui, seperti pertemuan sosial dan larangan makan di restoran.
Tidak hanya itu, kunjungan rumah dan melayat selama perayaan Hari Raya juga dilarang. Meski dmeikian, pelaksanaan salat Id tetap boleh dilakukan secara terbatas.