Suara.com - Dalam perayaan Idulfitri atau Lebaran di Indonesia, tak hanya menjadi momen untuk bersilaturahmi dan makan-makan, namun juga saling memaafkan.
Meski Idulfitri adalah saat yang tepat untuk saling memaafkan, ada baiknya kebiasaan ini dipupuk setiap hari.
Sebab di sisi lain, saling memaafkan dengan tulus ikhlas tak cuma akan memperbaiki hubungan yang renggang, tapi juga berdampak baik pada kesehatan.
Satu studi tahun 2017 dari Annals of Behavioral Medicine adalah yang pertama mengaitkan forgiveness (memaafkan) dengan lebih sedikit stres dan kesehatan mental yang lebih baik.
Baca Juga: Dapat Banyak Baju Lebaran, Angel Lelga Bingung Pakai yang Mana
Seperti dilansir dari Very Well Mind, peningkatan praktik memaafkan dilakukan untuk mengurangi stres yang dirasakan, yang diikuti dengan penurunan gejala kesehatan mental (tetapi bukan gejala kesehatan fisik).
Memaafkan juga telah terbukti dalam penelitian memiliki efek pada penurunan tekanan darah.
Sebuah studi tahun 2011 tentang pasangan suami istri dalam jurnal Personal Relationships, misalnya, menunjukkan bahwa saat korban dalam situasi memaafkan pasangannya, keduanya mengalami penurunan tekanan darah.
"Pelaku yang menerima lebih banyak perilaku berdamai (seperti yang dilaporkan oleh korban) memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pelaku yang menerima lebih sedikit," tulis peneliti dalam penelitian tersebut, dikutip dari Huffpost.
Singkatnya, memiliki sikap saling memaafkan baik untuk tubuh, hubungan, dan mental Anda. Itulah adalah alasan yang lebih dari cukup dalam meyakinkan hampir semua orang untuk melepaskan amarah dengan saling memaafkan.
Baca Juga: Lebaran, Vanessa Angel Berikan Mukena ke Warga Binaan Rutan Pondok Bambu