Ramai Diperbincangkan, Yuk Lebih Mengenal Soal Pembekuan Darah

Rabu, 12 Mei 2021 | 15:17 WIB
Ramai Diperbincangkan, Yuk Lebih Mengenal Soal Pembekuan Darah
Ilustrasi pembekuan darah (Freepik/sci8indy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembekuan darah menjadi bahan pembicaraan baru-baru ini. Hal ini disebabkan setelah Badan Regulasi Obat Inggris (MHRA) meluncurkan penyelidikan tentang kemungkinan hubungan antara vaksin Covid-19 dari AstraZeneca dan serangkaian peristiwa pembekuan darah.

"Bekuan darah adalah istilah umum untuk trombosis, yang sederhananya, adalah penyumbatan pembuluh (arteri atau vena) oleh penumpukan trombosit dan sejumlah produk darah yang berbeda," kata Dr Emeka Okorocha seperti yang dikutip dari Independent.

"Jika partikel pecah, itu menjadi lebih tebal dan bergerak di sekitar pembuluh, dan mungkin macet atau membuat halangan. Kami menyebutnya emboli yang juga merupakan bentuk pembekuan darah," imbuhnya.

Proses tersebut dapat dipicu oleh cedera, tetapi dalam beberapa kasus pembekuan darah terjadi di dalam pembuluh di mana tidak ada cedera yang jelas terlihat.

Baca Juga: Studi: Ada Kenaikan Kasus Pembekuan Darah Pada Orang Divaksin Astrazeneca

Pembekuan darah berpotensi memengaruhi siapa saja, meskipun beberapa gaya hidup dan faktor genetik dapat membuat beberapa orang berisiko lebih tinggi.

"Jika Anda mengalami obesitas, terbaring di tempat tidur setelah operasi, memiliki varises yang sangat menonjol, sedang hamil atau menggunakan pil kontrasepsi oral estrogen, maka Anda mungkin memiliki peningkatan risiko penggumpalan darah," kata Dr Paul Ettlinger dari London General Practice.

Melansir dari Independent, menurut National Blood Clot Alliance, kanker, operasi besar, penggunaan terapi hormon, merokok, dan usia di atas 55 juga bisa menjadi faktor risiko pembekuan darah. Faktor genetik juga mungkin berpengaruh.

Ilustrasi pembekuan darah [Foto: Antara]
Ilustrasi pembekuan darah [Foto: Antara]

"DVT biasanya ditemukan di kaki, jadi perhatikan pembengkakan yang menyakitkan di betis," kata Ettlinger.

"Ini sering terjadi setelah masa imobilitas, itulah mengapa dalam penerbangan jarak jauh atau operasi sering kali dapat menyebabkan insiden pembekuan darah," imbuhnya. 

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Tak Disarankan bagi Usia 40 Tahun ke Bawah, Ini Sebabnya

Sesak napas dan nyeri dada saat bernapas juga bisa menjadi tanda bahwa gumpalan telah pecah dan masuk ke paru-paru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI