Suara.com - Kehamilan dan persalinan menyebabkan banyak perubahan fisik dan psikologis pada ibu. Tapi, rupanya pria juga bisa mengalami spektrum yang luar dari perubahan fisik dan mental saat akan menjadi ayah.
Ayah juga mengalami roller coaster hormonal dan emosional, kasih sayang yang kuat untuk bayi baru lahir, kecemasan, dan depresi. Bahkan seorang ayah juga bisa mengalami gejala kehamilan yang sulit dipercaya ketika anak-anaknya lahir.
Berikut ini dilansir dari Bright Side, 5 perubahan tubuh dan pikiran pria setelah mereka menjadi seorang ayah.
1. Tingkat testosteron turun
Baca Juga: Vaksin Pfizer dan Moderna Efektif Lawan Varian Baru Virus Corona India
Tingkat testosteron yang tinggi bertanggung jawab atas ciri-ciri perilaku, seperti agresi, persaingan dan menarik pasangan baru. Saat pria menjadi seorang ayah, tingkat testosteron ini nampaknya menurun dan menunjukkan bahwa semua perhatian pria harus ke keluarganya.
Studi menunjukkan bahwa pria yang sudah memiliki pasangan dan memiliki anak akan memiliki kadar testosteron yang lebih rendah dibandingkan pria bujangan atau belum memiliki anak. Ternyata, tubuh pria belajar cara menurunkan kadar testosteron untuk mengubah prioritas pria dan mengubahnya menjadi ayah yang berkomitmen.
2. Tingkat oksitosin dan dopamin meningkat
Oksitosin dan dopamin adalah dua bahan kimia yang bertanggung jawab untuk membentuk ikatan cinta antara orangtua dan anaknya. Saat kadar testosteron turun, efek positif oksitosin dan dopamin meningkat, yang membuat seorang ayah lebih senang bermain dan berpelukan dengan bayinya.
3. Naik turunnya hormon
Baca Juga: Brasil Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Ibu Hamil
Umumnya, wanita yang paling berisiko mengalami depresi pascapersalinan. Tapi faktanya, pria juga bisa mengalami depresi pascapersalinan anaknya. Hal ini dipengaruhi oleh kadar testosteron yang berperan besar dalam melindungi kita dari perasaan rendah diri.
Saat kadar testosteron itu turun, seorang ayah akan lebih rentan mengalami depresi. Perubahan hormonal yang dibarengi dengan beban tanggung jawab seorang ayah baru membuat laki-laki rentan mengalami masalah kesehatan mental.
4. Perubahan otak
Para ilmuwan mempelajari aktivitas otak pada sekelompok ayah baru selama 4 bulan pertama setelah anaknya lahir. Mereka menemukan ada beberapa perubahan pada materi abu-abut di otak para ayah baru.
Perubahan ini membantu ayah baru mengembangkan keterampilan mengasuh mereka dan membangun ikatan yang kuat dengan bayinya. Interaksi awal antara ayah dan bayinya itulah yang akan membangun hubungan yang kuat antara orangtua dan anak di masa depan.
Selain itu, interaksi orangtua dan anak ini juga memainkan peran besar dalam perkembangan kognitif dan sosial anak-anak.
Secara khusus, otak seorang ayah bisa menunjukkan lebih banyak aktivitas di area yang bertanggung jawab untuk perencanaan, pemecahan masalah dan deteksi risiko. Dalam kata lain, area ini membantu ayah memastikan anaknya aman dan sehat.
5. Gejala kehamilan saat Istri hamil
Tak hanya setelah anak lahir, beberapa calon ayah juga bisa mengalami gejala kehamilan yang biasanya dialami oleh ibu hamil.
Selama kehamilan pasangannya, pria dapat mengalami gejala terkait kehamilan seperti mual, perubahan nafsu makan, kembung, dan sakit punggung.
Fenomena ini disebut kehamilan simpatik, yakni suatu kondisi yang tidak diakui sebagai keadaan medis secara resmi tapi umum di antara calon ayah baru.