IDI: Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 11 Mei 2021 | 18:36 WIB
IDI: Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur
Ilustrasi Covid-19.(Pixabay/fernandozhiminaicela)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang libur Lebaran tahun ini, meski pemerintah sudah mengumumkan pelarangan mudik bagi seluruh masyarakat, namun Tim Mitigasi IDI memperingatkan untuk tetap mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 pasca hari raya.

Ketua Tim Mitigasi Dokter IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan, "Saat ini sudah terlihat kenaikan kasus Covid-19 kembali seperti tahun lalu, meski program vaksinasi terus berjalan. Kami mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, klinik, dll), serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menyiapkan ketersediaan ventilator, obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), tempat tidur, ruangan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus paska libur hari raya ini sampai 1-2 bulan ke depan.

Faktor lonjakan ini diperkirakan karena adanya klaster-klaster yang muncul selama beberapa bulan terakhir seperti klaster perkantoran, klaster keluarga, klaster ibadah bersama, klaster buka puasa bersama, serta ditambah adanya momentum-momentum Idulfitri, arus balik, mudik, serta mutasi virus Covid-19 di tengah semakin banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan meski sudah divaksinasi.

"Vaksinasi saja tidak menjamin tubuh kita akan kebal terhadap virus, apalagi mutasi virus. Protokol kesehatan 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitas) tetap wajib dilakukan," tegas dr Adib.

Adib yang juga Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia menghimbau agar materi terkait protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 ini juga senantiasa disosialisasikan melalui khotbah Idulfitri di seluruh Indonesia.

Selama beberapa pekan terakhir sejak mencuatnya lonjakan kasus Covid-19 di India yang kini meluas ke Malaysia dan negara tetangga lainnya, Indonesia mencatatkan kasus harian Covid-19 tertinggi hingga mencapai hampir 10 ribu kasus. Bahkan mutasi virus turunan B.1 dengan varian seperti di B.1.1.7 yang diidentifikasi di Inggris, B.1.351 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dan B.1.617.1 serta B.1.617.2 yang diidentifikasi di India, sudah mulai ditemukan di Indonesia sejak awal tahun ini.

Mutasi Virus Covid Mengintai Anak dan Remaja
Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, SpA(K) - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia mengingatkan bahwa bahaya mutasi virus ini mengintai anak dan remaja. Outbreak yang terjadi di Italia, Belanda, Prancis, India, serta Malaysia, menunjukkan adanya peningkatan infeksi Covid-19 pada anak dan remaja.

Berdasarkan data British Medical Journal (BMJ 2021: 372, n 383), di Januari 2021, jumlah anak dan remaja yang terinfeksi Covid-19 di Israel meningkat pesat sejak merebaknya varian B.1.1.7. Proporsi kasus pada pasien usia dibawah 10 tahun meningkat hingga 23 persen. Bahkan Israel juga telah membuka ruang ICU khusus Covid-19 pada anak.

Di Corzano-Italia, ditemukan sebagian besar warga yang terinfeksi Covid-19 adalah anak usia Sekolah Dasar atau lebih muda. Di kota kecil Lasingerland - Belanda, dari sekitar 818 guru, murid, staf sekolah yang diperiksa, ditemukan 123 kasus positif dengan 46 diantaranya merupakan varian mutasi virus baru B.1.1.7. Banyak kasus ditemukan juga di komunitas yang terkait dengan outbreak tersebut.

Baca Juga: Jelang Idulfitri, Berikut Zonasi Covid-19 Pedukuhan di Sleman

Outbreak yang terjadi di sejumlah negara tersebut menunjukkan kewaspadaan dalam pembukaan sekolah. Langkah mitigasi risiko seperti implementasi sistem 'bubble', penggunaan masker, ventilasi yang baik dengan jumlah murid yang dibatasi, serta screening berkala untuk guru, murid serta staf sekolah sangat penting untuk dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI