Pemuda Meninggal Usai Vaksin AstraZeneca, Masyarakat Parno dan Khawatir

Selasa, 11 Mei 2021 | 14:10 WIB
Pemuda Meninggal Usai Vaksin AstraZeneca, Masyarakat Parno dan Khawatir
Ilustrasi vaksin AstraZeneca (Kolase foto/Unsplash/dok. istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini ramai diberitakan seorang pemuda 22 tahun bernama Trio Vauqi Firdaus meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin AstraZeneca di Jakarta. Dikatakan oleh Kakaknya Sabbihis Fathun Vickih, almarhum sempat mengeluhkan gejala sakit kepala luar biasa, sakit di sekujur tubuh, lemas dan juga demam.

“Sakit kepala hebat, yang kedua sakit di sekujur tubuhnya, tulang-tulangnya. Lalu lemas dan demam. Ibu saya malam hari sempat menawarkan apa perlu ke dokter, atau minum obat di warung? Adik saya menolak, karena dia takut,” ceritanya, sebagaimana yang dikutip dari berita Suara.com, Senin (10/5/2021).

Atas kejadian tersebut, bagaimana reaksi masyarakat terhadap hal itu. Menurut Vio, karyawan swasta berusia 23 tahun, dirinya sedikit lebih hati-hati saat ingin divaksin. 

“Nggak tau ya sebab meninggalnya apa, karena Kemenke saja bilang harus dikaji lagi, harus di investigasi lagi. Tentu hal ini pasti bikin parno semua orang. Tanggapan saya untuk pemerintah, mending tidak mewajibkan semua orang untuk vaksin, tapi biarlah menjadi kemauan mereka sendiri. Mau atau tidak,” ungkapnya saat dihubungi Suara.com, Senin (10/5/2021).

Baca Juga: BPOM AS Keluarkan Izin EUA Vaksin Covid-19 Pfizer untuk Anak

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)

Ia menambahkan, dirinya telah divaksin Sinovac, namun sejauh ini tidak ada gejala seperti dan demam. “Jadi ya biasa aja. Cuma kejadian ini tentu saya was-was, kalau keluarga saya vaksin, pasti mereka menolak karena khawatir,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut Khaira, yang juga bekerja sebagai karyawan swasta berusia 24 tahun, sudah seharusnya Pemerintah melakukan penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca.

“Sembari Komda dan Komnas KIPI merampungkan kajian dan investigasi. Upaya itu perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian tidak diinginkan kedepannya,” jelasnya Khaira.

Khaira menambahkan, bahwa dirinya memang telah mendapat informasi bahwa vaksin asal Inggris tersebut memang sering diduga dapat menyebabkan pembekuan darah atau yang disebut blood clot. Sehingga Indonesia perlu berkaca pada beberapa negara.

“Seperti Inggris yang menghentikan penggunaan pada usia 30 tahun ke bawah. Filipina juga sempat menghentikan sementara penggunaan AstraZeneca pada usia non-lansia. Bahkan Malaysia sendiri secara permanen tidak bakal menggunakan vaksin itu lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Warga Buaran Wafat Usai Vaksin AstraZeneca, Anies ke Wamenkes: Ini Perlu...

Pada kesempatan yang sama, menurut Arga dirinya belum mendengar kasus kematian akibat vaksin AstraZeneca.

“Kebetulan saya sudah dapat vaksin ya sebelumnya. Terkait vaksin AstraZeneca sebelumnya saya belum pernah mendengar kasus kematian. Tapi ternyata ada ya, tanggapan saya sih lebih baik di publikasi lebih baik saja,” jelas Arga, karyawan swasta, berusia 27 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI