Suara.com - Pemerintah memperkirakan ada sekitar 18 juta orang yang memaksakan diri mudik meski telah dilarang. Salah satu tujuan daerah yang paling banyak adalah di Jawa Barat sebesar 20 persen.
Untuk itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau masyarakat untuk tidak mudik dan mencuri-curi kesempatan sebelum atau sesudah lebaran Idulfitri.
Dilansir dari Youtube Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ia memastikan pihaknya telah melakukan penyekatan. Tidak hanya di jalan besar, tetapi juga di jalan-jalan kecil, atau yang disebut jalan tikus.
Menurutnya, penyekatan ini berlaku bagi siapapun dan tidak ada dispensasi, kecuali tugas negara dan tugas kedinasan.
Baca Juga: Masalah Etis dan Diskriminatif di Balik Program Vaksin Gotong Royong
“Di luar itu semua, yang niatnya mau bertemu orang tua di hari Idul Fitri, mohon menahan diri dulu. Agar kita bisa mengendalikan kasus COVID-19 lebih baik,” tegas Ridwan Kamil.
Pesan senada ini juga disampaikan oleh Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih, yang mengimbau seluruh masyarakat kota Banjar agar menahan untuk tidak mudik tahun ini.
“Saya yakin akan ada waktu yang tepat kita dapat kembali berkumpul bersama keluarga, tanpa adanya kekhawatiran,” ungkap Sukaesih.
Selain itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, silaturahmi Idul Fitri bisa dilakukan tanpa harus bertemu.
“Kita tetap silaturahmi, saling mendoakan, dan memaafkan tanpa perlu bertemu,” ungkap Rudy Gunawan.
Baca Juga: Satu Orang Positif Covid-19 Gegara Kasus Ambil Paksa Jenazah
Pada kesempatan yang sama, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika juga meminta warganya untuk menahan diri untuk bertemu keluarga dan sanak keluarga, meski rasa rindu tetap ada.