Awas! Kurang Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung

Senin, 10 Mei 2021 | 16:30 WIB
Awas! Kurang Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung
Kurang Tidur, gangguan tidur, imsonia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang memiliki waktu tidur yang cukup selama tujuh jam memiliki risiko rendah kematian akibat serangan jantung dan stroke, dibanding mereka yang tidak. 

Penelitian dari  yang dipresentasikan di American College of Cardiology ini mengeksplorasi hubungan antara risiko penyakit kardiovaskular dengan durasi tidur.

“Tidur sering diabaikan, padahal ini berisiko terkena penyakit kardiovaskular. Bahkan mengurangi risiko ini bisa menghemat biaya,” ungkap residen Division of Internal Medicine Henry Ford Hospital Detroit, Kartik Gupta, MD.

Ia menambahkan, orang yang tidur selama enam hingga tujum sam semalam, dapat memiliki kesehatan jantung yang baik.

Baca Juga: 5 Dampak Minum Es Teh Hijau pada Tubuh

“Berdasarkan data kami, tidur selama enam hingga tujuh jam semalam, dapat meningkatkan kesehatan jantung yang lebih baik,” ungkapnya.

Ilustrasi gangguan tidur atau kurang tidur. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi gangguan tidur atau kurang tidur. (Sumber: Shutterstock)

Lewat uji analisis, Gupta dan timnya memberi survey pemeriksaan kesehatan pada 14.079 peserta, lewat 2005-2010 National Health and Nutrition Examination Survey.

Rata-rata, peserta yang disurvei berusia 46 tahun, setengahnya adalah perempuan sekisar 53 persen. Selain itu, kurang dari 10 persen partisipan memiliki riwayat penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.

Penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok. Mulai dari lama durasi tidur peserta, risiko skor penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD), dan tingkat protein C-reaktif (CRP) yang menjadi penanda inflamasi utama penyakit jantung.

Skor risiko ASCVD dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, ras, tekanan darah, dan kolestrol, yang memprediksi kemungkinan seseorang mengalami serangan jantung, stroke, dan kematian akibat aterosklerosis. Skor risiko ini dianggap 5 persen rendah.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Beda Kelelahan Akibat Olahraga dan Serangan Jantung

Sementara itu, risiko ASCVD rata-rata 3,5 persen di antara semua peserta, berdasarkan durasi tidur 6-7 jam semalam sehingga memiliki risiko rendah.

Selain itu, risiko ASCVD rata-rata 10 tahun, dengan waktu tidur kurang dari enam hingga tujuh jam sebesar 4,6 persen dan 3,3 persen.

“Partisipan yang kurang tidur dari enam sampai tujuh jam, memiliki risiko meninggal lebih tinggi akibat jantung,” ungkap Kartik Gupta, MD.

Tidak hanya itu, tingkat tingkat protein C-reaktif (CRP) juga lebih tinggi saat terjadi peradangan di tubuh. Hal ini terjadi apda peserta denagn durasi tidur lebih lama dan juga lebih pendek.

“Peserta yang kurang tidur lebih dari enam hingga tujuh jam, kemungkinan peradangan meningkat sebagaimana diukur oleh CRP,” ungkapnya.

Dikatakan para peneliti, tidak seperti risiko penyakit jantung yang tidak bisa diubah. Namun kebiasaan tidur bisa dirubah dan secara rutin perlu ditanyakan selama kunjungan medis.

“Penting untuk dibicarakan tidak hanya jumlah tidur, tapi kualitas tidur Anda,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI