Pemuda Jakarta Meninggal Usai Vaksin, AstraZeneca Masih Digunakan di RI?

Senin, 10 Mei 2021 | 16:10 WIB
Pemuda Jakarta Meninggal Usai Vaksin, AstraZeneca Masih Digunakan di RI?
Ilustrasi vaksin AstraZeneca (Kolase foto/Unsplash/dok. istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ramai diberitakan seorang pemuda berusia 22 tahun di Jakarta, Trio Fauqi Virdaus, meninggal sehari setelah disuntik vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca. Trio disebut sempat alami kejadian pasca imunisasi (KIPI) berupa demam tetapi tidak melaporkannya ke Komnas KIPI.

Sehari setelah divaksinasi, pada Kamis (6/5), Trio dinyatakan meninggal karena alami pembekuan darah. Meski demikian, berdasarkan pemeriksaan Komnas KIPI disimpulkan bahwa meninggalnya Trio tidak ada kaitannya dengan vaksinasi.

"Komnas bersama Komda (Komnas Daerah) DKI sudah audit bersama pada Jumat yang lalu, dan internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi. Oleh karena itu masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut,” kata prof Hindra dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Senin (10/5/2021).

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Elements Envato)

Berdasarkan data Komnas KIPI juga disebutkan belum pernah ada kejadian orang yang meninggal akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan, dalam beberapa kasus yang pernah terjadi, meninggalnya orang setelah divaksinasi Covid-19 disebabkan hal lain dan tidak ada kaitan dengan vaksinasi.

Baca Juga: Kota Malang Terima 100.000 Dosis Vaksin Astrazeneca

Terkait vaksin AstraZeneca sempat menuai pro kontra karena peristiwa pembekuan darah disejumlah negara. Penangguhan vaksin AstaZeneca bahkan sempat dilakukan beberapa negara, termasuk Indonesia, pada awal Maret lalu.

Di Inggris sendiri, sebagai negara asal pembuatan vaksin, tercatat sudah ada 242 kasus pembekuan darah dan 49 kematian dari 28,5 juta orang sudah disuntik vaksin AstraZeneca. Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Inggris kemudian menyarankan agar vaksin AstraZeneca baiknya tidak diperuntukkan pada orang usia 40 tahun ke bawah.

Vaksin AstraZeneca sempat ditawarkan sebagai suntikan alternatif bagi orang usia 30 tahun ke bawah, karena beberapa kasus pembekuan darah langka. Tapi setelah menganalisis kasusnya lebih lanjut, ternyata risiko pembekuan darah nampak lebih tinggi pada orang usia muda.

Peristiwa yang dialami Trio Fauqi menjadi yang pertama di Indonesia. Meski demikian Komnas KIPI menyebutnya tidak ada kaitannya dengan vaksinasi Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi menyampaikan bahwa Indonesia masih akan menggunakan vaksin AstraZeneca untuk segala usia. Terlebih saat ini stok vaksin Covid-19 masih terbatas.

Baca Juga: Data Komnas KIPI: Belum Ada Orang Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19

"Belum yaa (gunakan AstraZeneca hanya untuk 40 tahun ke atas), saat ini keterbatasan vaksin," kata Nadia saat dihubungi suara.com, Senin (10/5/2021).

Ia juga menyampaikan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca masih lebih besar manfaatnya. Sehingga ia memastikan bahwa penggunaan vaksin AstaZeneca akan tetap dilanjutkan.

"Kita lihat manfaat jauh lebih besar. Tentunya vaksinasi tetap berjalan sampai ada keputusan lebih lanjut dari BPOM dan ITAGI," ucapnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI