Hari Lupus Sedunia, 50 Persen Pasien Alami Penurunan Akses Pengobatan

Senin, 10 Mei 2021 | 13:16 WIB
Hari Lupus Sedunia, 50 Persen Pasien Alami Penurunan Akses Pengobatan
Penyakit lupus. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggal 10 Mei selalu diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Dalam perayaan hari lupus tahun ini, Federasi Lupus Dunia merilis survei internasional terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap akses pengobatan yang dirasakan para pasien lupus.

Penelitian global terbaru itu menemukan bahwa separuh pasien lupus di dunia mengalami penurunan akses, setidaknya satu aspek perawatan, selama tiga bulan terakhir. Penurunan akses yang terjadi di antaranya pada dokter lupus atau rheumatologist (36 persen), tes medis (29 persen), infus untuk lupus, pengobatan (24 persen), dan obat lupus (17 persen).

Survei internasional dilakukan oleh Federasi Lupus Dunia terhadap lebih dari 6.100 orang dengan lupus dari lebih 85 negara. Survei tersebut juga menemukan bahwa 10 persen dari koresponden mengaku telah terinfeksi Covid-19, jauh di atas rata-rata global kasus yang dikonfirmasi.

Lebih lanjut, responden yang melaporkan berkurangnya akses ke perawatan lupus juga lebih mungkin melaporkan komplikasi kesehatan terkait lupus, termasuk lupus flare dan rawat inap terkait lupus.

Baca Juga: Laporan CDC: Pasien Lupus Asia dan Hispanik Lebih Berisiko Meninggal

“Orang dengan lupus di seluruh dunia terus mengalami hambatan yang signifikan, akibatnya hasil kesehatan negatif yang serius karena pandemi Covid-19. Ada banyak penyebab dari tantangan akses ke perawatan, termasuk kekhawatiran pergi ke dokter karena takut risiko infeksi Covid-19,” kata CEO LUPUS UK Paul Howard dikutip dari World Lupus Day.

Akses ke perawatan khusus dan pengobatan yang mereka andalkan sangat penting bagi orang dengan penyakit lupus. Tanpanya, penderita lupus dapat menghadapi hasil kesehatan yang merugikan dan bahkan memerlukan rawat inap, lanjut Howard.

Selain masalah signifikan menuju akses ke perawatan, survei tersebut menemukan tantangan bagi penderita lupus terkait vaksinasi Covid-19. Lebih dari sepertiga responden (35 persen) tidak dapat mengakses vaksin lebih awal daripada populasi umum di daerahnya.

Padahal penyakit lupus membuat orang berisiko lebih tinggi terkena infeksi atau sistem kekebalan yang lemah karena efek lupus yang menekan kekebalan tubuh.

Sebanyak 75 persen responden melaporkan kekhawatiran tentang vaksin Covid-19, termasuk kemungkinan efek samping vaksin (68 persen) dan interaksi vaksin dengan obat lupus (61 persen).

Baca Juga: Peneliti Menduga Trombosit Berperan dalam Perkembangan Penyakit Lupus

“Sangat disarankan agar penderita lupus menerima vaksin Covid-19, tetapi ada pertimbangan juga," kata Karen H. Costenbader, MD, MPH, Direktur Program Lupus di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Massachusetts, Amerika Serikat.

Ia menambahkan bahwa orang yang hidup dengan lupus harus mendiskusikan rencana vaksinasi dengan dokter untuk mengetahui bagaimana rejimen pengobatan mereka saat ini dapat mempengaruhi tanggapan vaksin dan untuk memutuskan waktu terbaik.

"Ini adalah langkah ekstra lain yang harus diambil oleh penderita lupus selama masa sulit ini karena kita semua berusaha untuk 'kembali normal' secepat mungkin," ucap Karen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI