Suara.com - Bagi wanita, istilah squirting saat melakukan kegiatan seksual, baik bersama pasangan maupun sendiri, mungkin bukan hal yang baru. Beberapa wanita dapat mengalaminya, sedangkan yang lain tidak.
Meski terdengar umum, beberapa wanita sebenarnya masih bingung. Sebenarnya cairan apa yang keluar? Apakah itu 'sperma' wanita atau justru urine?
Berdasarkan Medical News Today, squirting atau keluarnya cairan dari uretra saat melakukan kegiatan seksual merupakan bentuk dari ejakulasi wanita.
Hal ini dapat terjadi ketika wanita tersebut terangsang. Tetapi belum tentu squirting ada hubungannya dengan orgasme.
Ada dua jenis ejakulasi wanita, yakni:
- Cairan squirting, yaitu cairan yang biasanya tidak berwarna dan berbau, dan terjadi dalam jumlah banyak.
- Cairan ejakulasi, cairan jenis ini elbih mirip seperti air mani pria, kental dan warnanya seperti susu.
![Ilustrasi orgasme. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/09/88239-ilustrasi-orgasme.jpg)
Tapi kandungan sebenarnya dari cairan ini masih menjadi perdebatan.
Dalam sebuah studi 2014, beberapa wanita diminta untuk buang air kecil sebelum melakukan aktivitas seksual. Kemudian, mereka menjalani pemindaian ultrasound (USG) untuk membuktikan bahwa kandung kemih mereka kosong.
Setelah peserta menjadi bergairah, mereka menjalani USG kedua. Peneliti menemukan kandung kemih para wanita sudah kembali terisi dengan banyak cairan.
Pada USG ketiga setelah para wanita ini squirting, kandung kemih terlihat kosong, yang menunjukkan cairan yang dikeluarkan selama aktivitas seksual berasal dari sumber ini dan kemungkinan besar itu adalah urine.
Baca Juga: Tanpa Obat, Ini Tips Tahan Ejakulasi Agar Tidak Cepat Keluar
"Squirting mungkin berasal dari kandung kemih, karena tidak ada struktur lain di dalam area anatomi wanita yang mampu menahan cairan sebanyak itu, atau mendorongnya dengan kekuatan sebanyak itu," ujar apoteker Abbas Kanani, dilansir BBC.