Squirting saat Aktivitas Seksual: Apakah yang Keluar adalah Cairan Urine?

Minggu, 09 Mei 2021 | 20:00 WIB
Squirting saat Aktivitas Seksual: Apakah yang Keluar adalah Cairan Urine?
Ilustrasi perempuan alami orgasme. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi wanita, istilah squirting saat melakukan kegiatan seksual, baik bersama pasangan maupun sendiri, mungkin bukan hal yang baru. Beberapa wanita dapat mengalaminya, sedangkan yang lain tidak.

Meski terdengar umum, beberapa wanita sebenarnya masih bingung. Sebenarnya cairan apa yang keluar? Apakah itu 'sperma' wanita atau justru urine?

Berdasarkan Medical News Today, squirting atau keluarnya cairan dari uretra saat melakukan kegiatan seksual merupakan bentuk dari ejakulasi wanita.

Hal ini dapat terjadi ketika wanita tersebut terangsang. Tetapi belum tentu squirting ada hubungannya dengan orgasme.

Baca Juga: Tanpa Obat, Ini Tips Tahan Ejakulasi Agar Tidak Cepat Keluar

Ada dua jenis ejakulasi wanita, yakni:

  1. Cairan squirting, yaitu cairan yang biasanya tidak berwarna dan berbau, dan terjadi dalam jumlah banyak.
  2. Cairan ejakulasi, cairan jenis ini elbih mirip seperti air mani pria, kental dan warnanya seperti susu.
Ilustrasi orgasme. [Shutterstock]
Ilustrasi orgasme. [Shutterstock]

Tapi kandungan sebenarnya dari cairan ini masih menjadi perdebatan.

Dalam sebuah studi 2014, beberapa wanita diminta untuk buang air kecil sebelum melakukan aktivitas seksual. Kemudian, mereka menjalani pemindaian ultrasound (USG) untuk membuktikan bahwa kandung kemih mereka kosong.

Setelah peserta menjadi bergairah, mereka menjalani USG kedua. Peneliti menemukan kandung kemih para wanita sudah kembali terisi dengan banyak cairan.

Pada USG ketiga setelah para wanita ini squirting, kandung kemih terlihat kosong, yang menunjukkan cairan yang dikeluarkan selama aktivitas seksual berasal dari sumber ini dan kemungkinan besar itu adalah urine.

Baca Juga: Sering Ditelan Saat Ejakulasi, Ternyata Begini Rasa dan Bau Sperma

"Squirting mungkin berasal dari kandung kemih, karena tidak ada struktur lain di dalam area anatomi wanita yang mampu menahan cairan sebanyak itu, atau mendorongnya dengan kekuatan sebanyak itu," ujar apoteker Abbas Kanani, dilansir BBC.

"Saat orgasme, otot-otot mengendur dan membuat sulit menahan kencing, sehingga cairan dikeluarkan melalui uretra," sambungnya.

Namun, sebuah analisis ilmiah tentang cairan tersebut yang dilakukan oleh seksolog Amerika Beverly Whipple pada awal 1980-an menunjukkan, urea dan kreatin (unsur kimia dari urine) berada dalam kadar rendah dalam cairan yang dikeluarkan saat squirting.

Peneliti juga mendeteksi adanya zat tambahan, yakni antigen khusus prostat atau PSA.

Pada pria, PSA diproduksi oleh prostat. Tetapi tubuh wanita juga sebenarnya mengandung jaringan prostat, struktur yang dikenal sebagai kelenjar Skene atau kelenjar paraurethral.

Letaknya di dinding depan vagina, dan beberapa studi menunjukkan jaringan tersebut mengalir melalui aluran ke ujung bawah uretra.

Beberapa spesialis sekarang percaya kelenjar ini memainkan peran penting dalam membantu menghasilkan cairan, terlepas dari squirting.

"Berbagai tingkat perkembangan anatomi dan ukuran kelenjar ini pada setiap orang mungkin menjelaskan mengapa beberapa wanita mengalami ejakulasi (squirting) secara dramatis, sedangkan yang lainnya tidak," kata pendidik seks Samantha Evans.

Cairan yang keluar selama squirting juga memiliki warna yang berbeda dengan urin.

"Umumnya cairan yang keluar cenderung bening, tidak kuning, dan tidak bau atau rasa yang sama seperti urine. Sebagai mantan perawat, saya sering bertemu dengan urine dan menurut saya itu bukan hal yang sama," sambungnya.

Secara anekdot, banyak wanita yang juga berpikir cairan squirting bukanlah urin.

"Ada saat-saat di mana saya squirting dan masih butuh buang air kecil setelahnya," kata Hazel (30).

Para ilmuwan bahkan berpendapat bahwa squirting mungkin bertujuan untuk membuat wanita buang air kecil tanpa rasa sakit setelah berhubungan seks.

Beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa cairan ejakulasi dapat mengeluarkan bakteri berbahaya selama hubungan seksual, mencegah infeksi saluran kemih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI