Salah Kaprah, Suka Nonton Film Erotis Bukanlah Sebuah Kecanduan Pornografi

Minggu, 09 Mei 2021 | 14:00 WIB
Salah Kaprah, Suka Nonton Film Erotis Bukanlah Sebuah Kecanduan Pornografi
Ilustrasi konten pornografi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penonton konten pornografi sedang meningkat. Pada 2019 saja, salah satu situs porno terkemuka di dunia PornHub menerima rata-rata 115 juta kunjungan per hari.

Semua konten erotis yang gratis dan mudah diakses di layar dapat membuat beberapa orang mengira bahwa mereka kecanduan.

Benarkah pornografi membuat ketagihan?

Kecanduan pornografi tidak diakui oleh American Psychological Association (APA) sebagai masalah atau gangguan kesehatan mental, seperti kecanduan narkoba atau alkohol.

Baca Juga: Bagaimana Jika Terlanjur Hubungan Intim saat Puasa? Ini Jawaban Rasulullah

Di dalam DSM-5 (Manual of Mental Disorderspanduan otoitatif dunia tentang gangguan psikologis) pun, pornografi dan kecanduan seks bukanlah gangguan psikologis.

Ilustrasi foto porno.[Unsplash/Charles Deluvio]
Ilustrasi foto porno.[Unsplash/Charles Deluvio]

Beberapa gangguan yang dikenali DSM-5 adalah kecanduan judi, alkohol, obat-obatan, dan yang terbaru, game online.

Mengapa tidak ada kecanduan pornografi? Alasannya neurokimia, lapor Insider.

Ketika menonton film porno dapat mengaktifkan sirkuit kesenangan serupa di otak, misalnya seperti alkohol atau obat-obatan, bukan berarti seseorang dapat kecanduan hal itu dengan cara yang sama.

Itu karena kecanduan, misalnya pada obat-obatan, tidak hanya mengaktifkan sirkuit kesenangan di otak, tetapi juga mengubah kimiawi otak. Hingga akhirnya orang tersebut tidak bisa lagi melepaskan bahan kimia kesenangan itu tanpa bantuan 'obat' yang membuat kecanduan.

Baca Juga: Efek Pandemi pada Seks Anak Muda, Kurang Hubungan Intim Banyak Masturbasi

Jadi, apa yang orang-orang sebut 'kecanduan pornografi', bukanlah bentuk kecanduan yang sebenarnya. Perilaku orang-orang tersebut lebih terkait erat dengan jenis perilaku kompulsif, obsesif, atau kebiasaan.

Sedangkan faktanya, banyak orang mengembangkan perilaku kompulsif, obsesif, dan kebiasaan ke banyak hal dalam hidup, terutama jika hal-hal tersebut mengurangi kecemasan atau memenuhi rasa kesepian atau kerinduan.

Oleh karenanya, 'kecanduan pornografi' pada dasarnya adalah konflik nilai yang membuat seseorang berpikir bahwa mereka kecanduan.

"Jika Anda merasa bergumul dengan pornografi, kemungkinan besar Anda sebenarnya bergumul dengan konflik nilai-nilai pribadi Anda seputar perilaku seksual, dan bukan pornografi itu sendiri," pungkas Nicole Prause, PhD, seorang ahli saraf yang meneliti psikofisiologi seksual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI