Suara.com - Suami penyanyi Tasya Kamila, Randi Bachtiar diketahui mengalami kanker limfoma hodgkin. Melalui akun instagramnya, tasya menmbagikan kabr bahwa Randi berada pada stadium 2.
"Suamiku @randibachtiar sedang berjuang melawan kanker (Limfoma Hodgkin stadium 2). Dia telah menjalani operasi, kemoterapi, dan sekarang menjalani radioterapi, yang diharapkan menjadi fase terakhir perawatannya. Kami baik-baik saja, Alhamdulillah," tulis Tasya pada akun instagramnya pada Jumat (7/5/2021).
Melansir dari Mayoclinic, Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan. Kondisi ini bisa menyerang di segala usia, tetapi paling sering terjadi pada orang-orang yang berusia antara 20 hingga 40 tahun.
Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan limfoma Hodgkin. Tapi kondisi ini dimulai ketika sel yang melawan infeksi yang disebut limfosit mengembangkan mutasi genetik. Mutasi memberitahu sel untuk berkembang biak dengan cepat, menyebabkan banyak sel yang sakit terus berkembang biak.
Baca Juga: Hits Health: Inhaler Penangkal Corona, Cek Risiko Kanker Usus Besar
Mutasi tersebut menyebabkan sejumlah besar limfosit abnormal yang sangat besar menumpuk di sistem limfatik di mana mereka mengeluarkan sel-sel sehat dan menyebabkan tanda dan gejala limfoma Hodgkin.
Meski setiap orang berisiko, namun beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko limfoma Hodgkin meliputi:
1. Usia
Limfoma Hodgkin paling sering didiagnosis pada orang berusia antara 15 dan 30 tahun dan mereka yang berusia di atas 55 tahun.
2. Riwayat keluarga limfoma
Baca Juga: Ternyata Begini Tradisi Sambut Lebaran Ala Tasya Kamila dan Nagita Slavina
Memiliki kerabat sedarah dengan limfoma Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin meningkatkan risiko terkena limfoma Hodgkin.
3. Laki-laki
Laki-laki sedikit lebih mungkin mengembangkan limfoma Hodgkin daripada perempuan.
4. Infeksi Epstein-Barr
Orang yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, seperti infeksi mononukleosis lebih mungkin mengembangkan limfoma Hodgkin daripada orang yang tidak pernah mengalami infeksi Epstein-Barr.