Suara.com - Seorang remaja 13 tahun asal Washington DC, Amerika Serikat, menjalani operasi labia karena menderita ulkus kelamin menyakitkan terkait Covid-19, membuatnya sulit buang air kecil dan berjalan.
Para dokter yang merawat remaja ini yakin bahwa fenomena tersebut adalah kasus pertama dalam jenisnya. Studi kasus terbit jurnal BMJ Case Reports pada Rabu (5/5/2021) kemarin.
Ketika sang remaja pertama kali tiba di rumah sakit, ia mengatakan memiliki luka di alat kelaminnya yang muncul tiga hari setelah mengalami demam, sakit tenggorokan, menggigil, serta kehilangan indera perasa.
Beberapa hari kemudian gadis ini dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Hits: Covid-19 Virus Musiman, Akun TikTok Sindir Bau Vagina
Setelah diperiksa, gadis ini menjalani operasi labia karena adanya penggumpalan darah di aera genitalnya selama ulkus vagina kambuh.
"Itu lamanya proses penyembuhan yang paling membuat frustrasi, bersama dengan rasa sakit yang terus berlanjut saat buang air kecil. Dia juga mengalami banyak masalah saat berjalan atau bergerak karena rasa sakit," kata ibu sang gadis, dilansir Insider.
Remaja ini dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Obat yang dikonsumsinya adalah steroid oral dan menggunakan steroid topikal untuk mengatasi rasa sakit di area genitalnya.
Ketika lukanya berkurang tetapi tidak hilang sepenuhnya, para dokter memberinya colchicine, obat antiinflamasi.
Seminggu kemudian, gadis itu akhirnya lega saat rasa sakit dan lukanya mereda. Saat itulah dokter menyadari bahwa sang gadis perlu dioperasi.
Baca Juga: Tidak Semua Benjolan di Vagina Berbahaya, Ketahui Dulu Penyebabnya
Tanpa operasi, sel darah merah akan menyumbat pembuluh darahnya dan secara permanen menghentikan aliran darah ke vagina sang gadis.
Meski jarang, ulkus kelamin dapat menyebabkan penggumpalan darah, karena ulkus membuat pembuluh darah di bawahnya meradang. Ketika terjadi peradangan, darah tidak dapat mengalir melalui vena dan menggumpal di satu tempat.
Para dokter yang merawat sang gadis mengatakan mereka memilih untuk operasi karena bisul tidak hilang sendiri sehingga perlu diangkat secara manual.
Setelah gadis itu sembuh dari operasi, alat kelaminnya terlihat normal dan ia tidak memiliki bekas luka atau rasa sakit lagi.