Suara.com - Ribuan migran Nepal yang bekerja di India sudah terinfeksi dan kasus telah meningkat pesat. Tidak hanya di Himalaya, tetapi juga di tetangga India lainnya, seperti Pakistan dan Bangladesh.
Di tengah kekhawatiran bencana gelombang kedua virus corona di India, dan varian baru virus corona yang lebih menular, negara-negara tetangga India telah membatalkan penerbangan serta menutup perbatasan, berusaha melindungi diri dari kejadian serupa.
Negara tetangga yang tampaknya paling terpukul hingga kini adalah Nepal, yang telah mencatat peningkatan infeksi hingga tujuh ribu dalam tiga hari berturut-turut.
Salah satu varian yang menyebar di negara tersebut adalah strain virus corona dengan mutasi ganda, yang pertama kali terdeteksi di India dan di varian Inggris, lapor The Guardian.
Baca Juga: Masih Ada Pandemi Corona, Pesta Bir Oktoberfest Jerman Tahun Ini Batal Lagi
"Situasinya benar-benar menakutkan," kata Prakash Thapa, dokter di rumah sakit Bheri di Nepalgunj, sebuah kota di dataran barat daya yang berbatasan dengan India.
Adegan di India dalam beberapa pekan terakhir terjadi juga di Ibu kota Nepal, Kahtmandu. Banyak rumah sakit melaporkan bahwa mereka hampir kewalahan dan pekerja di krematorium di kuil Pashupatinath mengatakan ada peningkatan kematian.
Nepal juga sedang berjuang mengatasi kekurangan vaksin Covid-19.
"Orang yang sudah mendapat dosis pertama akan kesulitan jika tidak mendapat dosis kedua dalam waktu yang ditentukan," ujar Samir Adhikari, pejabat Kementerian Kesehatan Nepal.
Hal itu membuat Perdana Menteri KP Sharma Oli mendesak penyumbang asing untuk memasok vaksin Covid-19 dan obat-obatan perawatan kritis untuk mencegah runtuhnya infrastruktur kesehatan negara yang rusak.
Baca Juga: Waspadai Garis pada Kuku, Bisa Jadi Gejala Lain Virus Corona Covid-19
Pakistan juga telah menghadapi puncak krisis dalam beberapa hari terakhir. Ada kekhawatiran bahwa festival keagamaan Idul Fitri mendatang dapat memicu lonjakan infeksi baru, seperti tahun lalu.
Awal minggu ini, Pakistan mengumumkan pengurangan jumlah penerbangan internasional masuk sebanyak 20 persen dari layanan normal sejak lima Mei kemarin, dan akan diperpanjang hingga liburan hari raya.
"Situasinya sangat buruk. Kami menghabiskan sumber daya kami. Sebagian besar bangsal non-Covid telah diubah menjadi bangsal Covid, tetapi kami tidak memiliki tempat untuk pasien yang masuk," kata seorang dokter Pakistan, yang enggan disebutkan identitasnya.
Ia menambahkan bahwa rumah sakitnya membutuhkan lebih banyak perawat, obat-obatan, serta ruang untuk pasien. Mereka juga membutuhkan ahli dan dokter perawatan kritis.
Penyebaran infeksi yang cepat dari India juga menimbulkan kekhawatiran di Bangladesh. Pihak berwenang negara tersebut telah menutup perbatasan, mengimbau untuk tidak membukanya sampai situasi tetangganya membaik.
Lonjakan infeksi di Bangladesh dimulai pada waktu yang sama dengan gelombang kedua di India, yakni pada pertengahan Maret.
Bangladesh telah meningkatkan pengujian, tetapi mereka sedang berjuang dengan pasokan vaksin. Awalnya mereka mengandalkan vaksin Covid-19 buatan Serum Institute of India (SII), yang telah mengalihkan dosis vaksin untuk digunakan di India.