Suara.com - Tanggal 8 Mei selalu diperingati sebagai Hari Talasemia Sedunia. Peringatan ini dihelat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang keberadaan salah satu penyakit kronik tersebut.
Penyandang talasemia umumnya harus ketergantungan transfusi darah seumur hidup agar bisa beraktivitas selaiknya orang normal. Ini terjadi akibat kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah yang kurang dari normal, karena kelainan genetik.
Namun mirisnya Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PP PHTDI) Dr. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD – KHOM mengungkap fakta kehidupan para penyandang talasemia di masa pandemi Covid-19, terlebih di bulan Ramadhan saat ini.
Stok darah turun drastis, diikuti jumlah pendonor yang juga ikut berkurang karena tengah menjalani ibadah puasa.
Baca Juga: Penyintas Talasemia : Hidup Saya Bergantung pada JKN KIS
"Sangat berdampak sekali, kasian penderita talasemia ini mereka membutuhkan darah donor, sekarang donor tidak boleh keluar atau takut, akibatnya penderita talasemia harus mencari donor darah sendiri," ujar Dr. Tubagus dalam diskusi virtual bersama Kementerian Kesehatan RI, Rabu (5/5/2021).
Kenyataan ini juga dibenarkan Ketua Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) H. Ruswandi, yang mengungkap keadaan pasien talasemia anak yang kesulitan mendapatkan darah.
"Oleh karena banyak donor malas datang ke RS untuk mendonorkan darahnya, karena dikhawatirkan adanya Covid-19 tersebut," ungkap Ruswandi.
Alhasil, Ruswandi dan rekan-rekannya harus memutar otak mencari cara agar para penyandang talasemia mendapatkan donor darah sesuai kebutuhannya.
Maka dibuatlah program 6-1, yang artinya disediakan 6 orang pendonor untuk satu orang penyandang talasemia, saat ini sedang dicari dan dijalankan agar bisa berjalan sesuai target.
Baca Juga: Ada Ancaman Kekambuhan Penyakit Kronik Pasca-Liburan, Ini Penjelasannya!
Sementara itu Dr. Tubagus mengaku sedang berdiskusi dengan Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat agar bisa memberikan akses dan data zona hijau stok donor darah.
Maksudnya zona hijau ialah stok darah yang melimpah atau cukup di satu daerah diberikan untuk para penyandang talasemia di daerah lain yang membutuhkan. Sayangnya, kata Dr. Tubagus terkendala jarak dan transportasi.
"Cuman nanti siapa yang yang bayar transportnya," imbuhnya.
Namun solusi ini lebih baik, dibanding darah yang sudah disimpan lebih dari 13 hari harus dibuang karena tidak bisa digunakan.