Suara.com - Kasus sate beracun sianida yang menewaskan seorang bocah SD asal Sewon, Bantul bernama Naba Faiz Prasetya (10) tengah menjadi perhatian. Kasus ini bermula dari pelaku Nani Aprilliani (25) yang menggunakan jasa Bandiman (47) seorang driver ojol secara offline.
Nani meminta Bandiman untuk mengantarkan sate yang sudah dicampur dengan racun sianida ke rumah Aiptu Tomy, targetnya. Ia juga meminta Bandiman menyampaikan kepada Tomy, bahwa sate itu kiriman dari Hamid, warga Pakualaman.
Karena merasa tak memiliki kerabat bernama Hamid, Tomy pun menolak paket sate yang diantarkan Bandiman. Lantas, Bandiman membawa pulang sate itu untuk dimakan bersama Istri dan anak-anaknya.
Nahasnya, anak bungsu Bandiman justru yang memakan sate beracun itu hingga meninggal dunia. Sebelum meninggal, Naba sempat terjatuh dan dilarikan ke RSUD Kota Yogyakarta, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona Afrika Selatan dan India, Seberapa Bahaya?
Sebenarnya, orang yang keracunan sianida ini cukup sulit dikenali. Karena, efek sianida sangat mirip dengan efek dari kekurangan napas. Sebab, racun sianida bekerja dengan cara memberhentikan sel pada tubuh dari menggunakan oksigen untuk bertahan hidup.
Adapun tanda-tanda orang sedang keracunan sianida dilansir dari Hellosehat, antara lain:
- Lemas
- Bingung
- Tingkah laku aneh
- Kantuk berlebihan
- Koma
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Pening
Semua kondisi itu bisa terjadi bersamaan bila seseorang keracunan sianida dalam jumlah tinggi. Pada orang yang keracunan sianida mendadak dan langsung akut, biasanya akan mengalami efek dramatis.
Racun sianida akan langsung menyerang jantung dan menyebabkan korban pingsan. Racun sianida ini juga akan menyerang otak dan mengakibatkan koma.
Sedangkan, keracunan sianida akibat efek jangka panjang atau faktor lingkungan biasanya tidak mendapat serangan yang langsung akut. Selain itu, kulit orang yang keracunan sianida biasanya berubah warna menjadi merah muda atau merah ceri.
Baca Juga: Ada 10 Varian Baru Virus Corona yang Masuk Daftar Pantauan WHO, Apa Saja?
Perubahan warna kulit itu disebabkan oleh oksigen yang tidak bisa sampai ke sel dan tetap tinggal di darah. Orang itu juga akan bernapas dengan cepat dan memiliki detak jantung cepat atau sangat lambat.
Satu hal yang bisa menjadi perhatian Anda adalah bau napas orang yang keracunan sianida biasanya seperti almond pahit. Pada kondisi ini, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan medis dan jangan bertindak sendiri.