Suara.com - Pemerintah Inggris menyatakan akan mengirim 1.000 ventilator tambahan untuk membantu India mengatasi lonjakan kasus COVID-19.
Ini merupakan pengiriman ventilator kedua, setelah sebelumnya sudah mengirimkan 600 ventilator awal bulan lalu.
Dilansir ANTARA, India melaporkan lebih dari 300.000 kasus harian COVID-19 selama 10 hari lebih secara beruntun, sehingga menyebabkan rumah sakit, kamar mayat dan krematorium kewalahan.
Pemerintah Inggris sebelumnya setuju untuk mengirim 600 perangkat medis, termasuk ventilator dan konsentrator oksigen.
Baca Juga: Diduga Frustasi Tangani Pasien Covid-19, Dokter Ditemukan Gantung Diri
"Dukungan ini akan langsung membantu memenuhi kebutuhan genting di India, terutama oksigen untuk pasien," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab melalui pernyataan. "
Kami bermaksud membantu rekan kami India di saat mereka membutuhkan," paparnya.
Pejabat kesehatan senior Inggris juga telah berbicara kepada mitra mereka di India untuk memberikan arahan.
Negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman dan Pakistan, juga memberikan dukungan saat jumlah infeksi harian COVID-19 di India mencapai 392.488, dengan total kematian lebih dari 215.000.
Dukungan terbaru dari Inggris muncul menjelang percakapan via telepon antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Narendra Modi yang dijadwalkan pada Selasa, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Baca Juga: Waspada! Mutasi Virus Corona India dan Afrika Selatan Sudah Masuk Indonesia
Percakapan itu menggantikan kunjungan Johnson yang direncanakan pada April, namun batal dilakukan karena lonjakan kasus COVID-19.
Pemerintah Modi enggan menerapkan penguncian COVID nasional, akan tetapi hampir 10 negara bagian dan wilayah persatuan India telah mengadopsi berbagai bentuk pembatasan. [ANTARA]