CDC menemukan sekitar 653 laporan kasus yang memenuhi syarat, ada 3 persen di antaranya mengalami gejala yang parah dan 19 persen orang jatuh pingsan.
"Kejadian pingsan bisa terjadi segera setelah suntk vaksin. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kecemasan setelah menerima suntikan vaksin Johnson & Johnson," jelas CDC.
CDC mengatakan kecemasan setelah vaksinasi lebih sering terjadi pada pasien yang lebih muda, daripada orang dewasa yang lebih tua. Dalam analisis vaksin Johnson & Johnson dan vaksin flu, pasien usia 18-29 tahun merupakan kelompok yang paling banyak jatuh pingsan.
Dalam analisis nasional yang lebih besar, mereka yang berusia 18-29 tahun juga termasuk kelompok yang paling banyak jatuh pingsan setelah suntik vaksin Johnson & Johnson.
Bagi orang yang takut jarum suntik, suntik vaksin Johnson & Johnson sekali bisa menjadi pilihan terbaik. Karena, orang dalam kondisi ini bisa mengalami kecemasan setelah vaksinasi.
"Stres akibat pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung juga bisa meningkatkan kecemasan seputar vaksinasi. Selain itu, laporan media juga meningkatkan kecemasan," jelas CDC.
Karena penggunaan vaksin Covid-19 cukup luas di antara kelompok usia muda, penyedia harus menyadari bahwa orang yang lebih muda mungkin lebih rentan terhadap kejadian terkait kecemasan setelah vaksinasi.
CDC menekankan bahwa penyedia vaksin Covid-19 harus mewaspadai peningkatan kejadian terkait kecemasan tak lama setelah suntik vaksin Johnson & Johnson, dibandingkan vaksin flu. Bahkan mereka juga mengamati semua penerima vaksin Covid-19 selama 15 menit setelah suntik.
Baca Juga: Sudah Vaksin, Masih Perlu Konsumsi Suplemen Kesehatan?