Suara.com - Anak-anak tidak hanya berisiko rendah untuk mengembangkan Covid-19 tetapi juga tidak memainkan peran penting dalam penyebaran SARS-CoV-2 saat bersekolah. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan pada Journal of American Medical Association (JAMA).
Melansir dari Healthline, menurut peneliti tersebut anak-anak berusia 10 hingga 19 tahun berisiko tiga kali lipat lebih tinggi tertular virus corona setelah kembali ke sekolah dibandingkan saat mereka masih di rumah.
Sekolah-sekolah di Israel dibuka meskipun terjadi wabah pada tahun 2020. Namun, mereka tutup pada pertengahan bulan setelah wabah Covid-19 besar-besaran hanya dibuka kembali pada November.
Peneliti melihat data lebih dari 47.000 anak usia 0 hingga 9 tahun dan lebih dari 101.000 remaja usia 10 hingga 19 tahun. Mereka menemukan bahwa anak-anak dalam kelompok usia termuda (0–9) memiliki peningkatan insiden infeksi terendah dan tes Covid-19 positif selama periode kehadiran di sekolah.
Baca Juga: Kasus Corona Melonjak, Wawako Batam: Covid-19 Sudah Seperti Penyakit Biasa
“Analisis ini menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok usia ini tidak memiliki tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang substansial selama kehadiran di sekolah dan didukung oleh data sebelumnya yang menunjukkan tingkat infeksi yang lebih rendah dan potensi penularan yang lebih rendah pada kelompok usia ini,” ujar penulis penelitian.
"Studi Israel ini memperkuat pedoman rinci yang telah dikeluarkan CDC untuk sekolah dan kamp musim panas dalam beberapa minggu ini dan belakangan ini," kata Sunil Sood, MD, ketua pediatri dan spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Universitas South Shore Northwell Health di New York.