Suara.com - Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa protein lonjakan khas SARS-CoV-2 membantu virus menginfeksi inangnya dengan menempel pada sel-sel sehat. Sekarang, sebuah studi baru menunjukkan protein ini juga memainkan peran kunci dalam penyakit itu sendiri.
Studi yang ditulis dalam makalah yang terbit pada Jumat, (30/4/2021) di Circulation Research menunjukkan bagaimana SARS-CoV-2 merusak dan menyerang sistem vaskular di tingkat sel.
Dalam studi ini, peneliti Salk dan ilmuwan dari University of California San Diego menciptakan psudovirus (virus yang direkayasa) yang dikelilingi oleh protein lonjakan virus corona, tetapi ini tidak mengandung virus yang asli.
Paparan pseudovirus ini mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan arteri hewan yang diujicobakan. Hal ini membuktikan bahwa protein lonjakan saja sudah cukup menyebabkan penyakit.
Baca Juga: 22 ABK India Berlabuh di Dumai, Kapten Kapal Positif Covid-19
Sebab, dilansir Medical Xpress, sampel jaringan menunjukkan peradangan pada sel endotel yang melapisi dinsing arteri pulmonalis.
Tim kemudian mereplikasi proses ini di laboratorium, mengekspos sel endotel yang sehat (yang melapisi arteri) ke protein lonjakan.
Studi menunjukkan protein lonjakan merusak sel dengan mengikat reseptor ACE2. Pengikatan ini mengganggu pensinyalan molekul ACE ke mitokondria (organel yang menghasilkan energi untuk sel), menyebabkan mitokondria menjadi rusak dan terfragmentasi.
Penelitian sebelum ini menunjukkan efek yang sama ketika sel terkena virus SARS-COV-2, tetapi ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa kerusakan terjadi ketika sel terkena protein lonjakan itu sendiri.
"Jika Anda menghilangkan kemampuan replikasi virus , virus masih memiliki dampak merusak pada sel vaskular, hanya berdasarkan kemampuan untuk mengikat reseptor ACE2 ini, reseptor protein S," ujar penulis senior Asisten Profesor Riset Uri Manor.
Baca Juga: THR Bisa Picu Klaster Baru Covid-19, Kok Bisa?
"Studi lebih lanjut dengan protein lonjakan mutan juga akan memberikan wawasan baru terhadap infektivitas dan tingkat keparahan SARS-CoV-2 mutan," pungkasnya.