Butuh Keterlibatan Semua Sektor Untuk Bisa Cegah Stunting

Minggu, 02 Mei 2021 | 18:10 WIB
Butuh Keterlibatan Semua Sektor Untuk Bisa Cegah Stunting
Stunting hambat tinggi badan anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stunting hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi pemerintah Indonesia. Seperti diketahui, stunting sendiri suatu masalah kurangnya gizi kronis pada anak, sehingga tinggi badan anak tersebut lebih rendah dari standar usianya maupun teman sebayanya.  

Hal ini diungkap oleh Kordinator Bidang KSPK BKKBN Jawa Barat, Elma Triyulianti Djadjuri, S.Psi, MM. Ia mengungkap bahwa isu stunting di Indonesia menjadi masalah, sehingga penting adanya pergerakan dari semua sektor termasuk perguruan tinggi.

“Kenapa stunting menjadi penting, karena perlu pergerakan dari semua sektor, termasuk perguruan tinggi,” ungkapnya dalam acara webinar UNPAD Fakultas Keperawatan bertema, Peran Nutrisi Ibu Hamil, Dalam Aksi Percepatan Penurunan Stunting Di Indonesia, Sabtu (1/5/2021).

Ilustrasi tinggi badan anak, tubuh pendek atau stunting. ( Shutterstock)
Ilustrasi tinggi badan anak, tubuh pendek atau stunting. ( Shutterstock)

Ia mengatakan, kondisi kurangnya gizi kronis yang berlangsung terus menerus, membuat pertumbuhan anak lebih pendek dari usianya atau dari teman-temannya.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Merasa Tertantang Kampanye Masalah Stunting

“Jadi sekali lagi, ini adalah akibat gizi kronis yang berlangsung secara terus menerus, sehingga anak lebih pendek dari usianya atau dari teman-temannya,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi gizi perlu dijaga. Mulai dari Ibu hamil, Ibu melahirkan, sampai anak usia dua tahun.

“Itulah yang harus kita jaga, agar gizi anak terpenuhi dan gizi Ibu juga terpenuhi. Sehingga nanti terbentuknya bayi yang sehat, sehingga angka stunting bisa dicegah,” paparnya.

Dikatakan Elma Triyulianti Djadjuri, stunting merupakan suatu aset untuk meningkatkan kualitas SDM di masa mendatang. Tidak hanya menjadi urusan dinas kesehatan dan BKKBN saja, melainkan juga melibatkan semua sektor.

“Karena kasus stunting ini diakibatkan oleh berbagai multidimensi, seperti bonus demografi. Ketika bonus demografi akan kita raih, kalau kasus stunting tidak kita tekan dan hilangkan, tentu akan berdampak pada penurunan kualitas SDM. Sehingga bonus yang ingin dicapai pada tahun 2035 mungkin tidak bisa direalisasikan,” pungkasnya.

Baca Juga: Pengaruhi Angka Stunting Nasional, Perhatikan Asupan Gizi Anak Remaja Anda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI