Covid-19 Termasuk Virus Musiman, Penyebarannya Menurun Saat Musim Panas

Minggu, 02 Mei 2021 | 16:02 WIB
Covid-19 Termasuk Virus Musiman, Penyebarannya Menurun Saat Musim Panas
Ilustrasi musim panas. (PIxabay/Free-Photos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan suhu hangat dan iklim tropis dapat membantu mengurangi penyebaran Covid-19.

Studi ini menemukan, tempat-tempat dengan suhu hangat dan matahari bersinar dalam waktu lama memiliki tingkat kasus Covid-19 yang lebih rendah, dibandingkan negara yang jauh dari garis khatulistiwa dan negara yang mempunyai cuaca lebih dingin.

Hasil tersebut ditemukan setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi penyebaran Covid-19 dan jumlah kasus yang dilaporkan, seperti tingkat urbanisasi suatu negara dan intensitas pengujian Covid-19.

Namun, penulis menekankan bahwa bukan berarti cuaca musim panas dapat menghilangkan virus corona sama sekali, tetapi hanya dapat membantu mengurangi penyebarannya saja.

Baca Juga: Anak Sakit Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit, Berisiko Kena Long Covid-19

"Hasil kami tidak menyiratkan bahwa penyakit itu akan hilang selama musim panas atau tidak akan mempengaruhi negara-negara yang dekat dengan khatulistiwa," tulis para penulis studi yang terbit di jurnal Scientific Reports, pekan lalu.

Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML

Sebaliknya, menurut mereka, suhu tinggi dan radiasi ultraviolet (UV) yang intens di musim panas cenderung mendukung protokol kesehatan dalam menahan penyebaran SARS-CoV-2.

Virus musiman

Banyak virus pernapasan dikenal sebagai virus musiman, yang artinya lebih banyak menyebar di musim-musim tertentu saja. Salah satunya virus influenza yang mudah menyebar di musim penghujan atau dingin.

Hal ini juga diduga terjadi pada virus corona. Berdasarkan hasil studi di piring laboratorium, suhu dan kelembapan tinggi dapat mengurangi kelangsungan hidup virus corona. Namun, peneliti belum yakin apakah hal tersebut juga terjadi di kehidupan nyata atau tidak.

Baca Juga: Dokter Penentang Vaksin Virus Corona Meninggal Dunia karena Covid-19

Live Science melaporkan bahwa studi baru ini menganalisis informasi dari 117 negara, menggunakan data penyebaran Covid-19 dari awal pandemi hingga 9 Januari 2021.

Mereka menggunakan metode statistik untuk memeriksa garis lintang suatu negara, yang memengaruhi jumlah sinar matahari, suhu serta kelembapan negara tersebut.

Peneliti juga menggunakan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengontrol faktor yang dapat memengaruhi seberapa parah suatu negara terinfeksi Covid-19.

Mereka menemukan setiap kenaikan satu derajat di garis lintang suatu negara dikaitkan dengan peningkatan 4,3% jumlah kasus Covid-19 per juta orang.

"Hasil kami konsisten dengan hipotesis bahwa panas dan sinar matahari mengurangi penyebaran SARS-CoV-2 dan prevalensi Covid-19," lanjut penulis dari Heidelberg Institute of Global Health, Jerman dan Chinese Academy of Medical Sciences, Beijing.

Penemuan ini juga berarti ancaman kebangkitan virus dapat meningkat selama musim dingin.

"Seperti yang terlihat di banyak negara di Belahan Bumi Utara pada Desember 2020 dan Januari 2021," imbuh peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI