Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa senyawa dalam alpukat dapat menawarkan pengobatan leukemia yang lebih baik. Penelitian tersebut disusun oleh para ilmuwan dari University of Guelph.
Melansir dari Healtshots, penelitian telah diterbitkan pada jurnal Blood, penelitian tersebut difokuskan pada leukemia myeloid akut (LMA) yang merupakan bentuk leukemia yang paling merusak. Sebagian besar kasus LMA terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun dan kurang dari 10 persen pasien yang bertahan hidup lima tahun setelah diagnosis.
Sel leukemia memiliki jumlah enzim yang lebih tinggi yang disebut VLCAD yang terlibat dalam metabolisme mereka.
“Sel ini bergantung pada jalur untuk bertahan hidup dan senyawa alpukat kemungkinan besar digunakan untuk terapi obat," kata Dr Paul Spagnuolo, Departemen Ilmu Pangan.
Baca Juga: Tak Selalu Baik, 5 Makanan Sehat Ini Jangan Dikonsumsi Berlebihan!
"Ini adalah pertama kalinya VLCAD diidentifikasi sebagai target kanker," imbuhnya.
Sebelumnya, labnya mengamati alpukat B, molekul lemak yang hanya ditemukan dalam alpukat untuk penggunaan potensial dalam mencegah diabetes dan mengelola obesitas.
“VLCAD bisa menjadi penanda yang baik untuk mengidentifikasi pasien yang cocok untuk jenis terapi ini. Ini juga bisa menjadi penanda untuk mengukur aktivitas obat,” kata Spagnuolo.
Mengacu pada penelitian sebelumnya yang menggunakan avocatin B untuk diabetes, Spagnuolo menjeklaskan bahwa pihaknya akan menyelesaikan penelitian untuk penggunaan leukemia.
"Kami menyelesaikan penelitian pada manusia dengan ini sebagai suplemen oral dan telah mampu menunjukkan bahwa jumlah yang cukup dapat ditoleransi dengan cukup baik," imbuhnya.
Baca Juga: Baik untuk Kesehatan Usus, Konsumsi Satu Buah Alpukat Sehari