Suara.com - Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang bisa menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya demensia. Diabetes telah menjadi faktor risiko demensia, tetapi ini juga bisa dipengaruhi oleh tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Meski begitu, Dr Eszter Vamos, peneliti Utama dari Imperial College London, mengatakan penderita diabetes masih memiliki kesempatan untuk mengurangi risiko demensia.
Dr Vamos dan tim penelitinya pun telah menganalisis data dari 227.580 orang dengan diabetes tipe 2 yang berusia di atas 42 tahun.
Sekitar 10 persen penderita diabetes mengembangkan demensia. Peneliti pun memeriksa riwayat kesehatan para peserta selama 20 tahun sebelum didiagnosis menderita dimensia.
Baca Juga: Data Baru: Efek Samping Suntikan Kedua Vaksin Pfizer Lebih Banyak!
Lebih lanjut, perubahan dalam faktor kardiometabolik dan berat badan dibandingkan dengan penderita diabetes yang tidak mengalami demensia.
Temuan ini menunjukkan bahwa perubahan darah yang berbeda antara mereka yang mengalami demensia dan tidak. Orang dengan tekanan darah tinggi di awal kehidupan lebih mungkin mengembangkan demensia.
Selain itu, kadar gula darah dan kolesterol juga lebih tinggi di antara penderita diabetes tipe 2 yang mengembangkan demensia selama periode 20 tahun.
"Hasil temuan kami ini menekankan pentingnya mengelola faktor kardiometabolik dengan hati-hati, seperti tekanan darah, kolesterol dan kadar glukosa sejak dini untuk diabetes tipe 2," kata Dr Vamos dikutip dari Express.
Pemeriksaan rutin dan manajemen komprehensif awal dari faktor risiko potensial dapat membantu mengurangi risiko demensia.
Baca Juga: BPOM: Efikasi Vaksin Sinopharm 78 Persen, Efek Samping Ringan
Meskipun penelitian ini tidak bisa menunjukkan hubungan sebab akibat, tapi temuan ini menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dan faktor kardiometabolik lainnya berkontribusi pada perkembangan demensia hingga 2 dekade sebelum didiagnosis.
Temuan lain yang menarik adalah para penderita diabetes mengalami penurunan tekanan darah tajam selaam 11 hingga 19 tahun sebelum didiagnosis menderita diabetes.
Selain itu, kelompok penderita diabetes yang alami demensia juga mengalami penurunan berat badan sampai 11 tahun sebelum didiagnosis.
Penelitian sebelum juga telah menunjukkan bahwa berat badan dan tekanan darah sering kali berkurang selama tahap awal demensia. Perubahan ini mungkin disebabkan oleh demensia itu sendiri.
Karena, demensia menyebabkan perubahan bertahap dalam perilaku termasuk pola makan, pengurangan asupan kalori dan aktivitas fisik.
Hasil studi Dr Vamos menyoroti pentingnya menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol terkendali untuk mengurangi risiko demensia.
Direktur Riset Diabetes Inggris, Dr Elizabeth Robertson, menyatakan bahwa para peneliti telah menemukan pola perubahan pada diabetesi tipe 2 yang berhubungan dengan demensia.
Jadi, penting untuk memberikan perawatan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi bagi penderita diabetes tipe 2 untuk mencegah risiko tersebut.