Belajar dari India, Indonesia Perlu Perkuat Protokol Kesehatan

Jum'at, 30 April 2021 | 11:34 WIB
Belajar dari India, Indonesia Perlu Perkuat Protokol Kesehatan
Ilustrasi Covid-19.(Pixabay/fernandozhiminaicela)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini, pemerintah India tengah dihantam tsunami Corona lantaran kasus infeksi harian Covid-19 di India telah mencapai rekor tertinggi, melebihi kasus di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan penularan Covid-19 terjadi karena masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan. Masyarakat diduga mulai lelah dan menganggap wabah Corona sudah tidak ada atau Pandemic Fatigue.

Belajar dari gelombang penyebaran Covid-19 di India, pemerintah Indonesia saat ini masih berjuang untuk meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tengah upaya percepatan vaksinasi Covid-19. Pasalnya masih banyak masyarakat kembali hidup dengan cara sebelum adanya pandemi karena sudah merasa jenuh berjibaku dengan pandemi Covid-19.

“Pelajaran yang harus kita pegang dari kejadian di India adalah, begitu kasus Covid-19 meningkat, maka diikuti juga meningkatnya angka kematian,” demikian dikatakan Ahli Virologi Universitas Udayana Bali Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dalam dialog "Belajar dari India, Tingkatkan Kepatuhan Protokol Kesehatan Sekarang Juga", Kamis (29/4/2021).

Dalam acara yang sama, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan SKM, MDM, juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Dan oleh karena itu, perlu memperkuat protokol kesehatan.

Baca Juga: Sejumlah Perkantoran di Jaksel Ditemukan Langgar Protokol Kesehatan

“Konteks utama protokol kesehatan itu menjaga jarak. Artinya, kita tidak boleh berkerumun sama sekali. Kemudian memakai masker, dan terakhir mencuci tangan,” ungkap Ede.

Ia juga menambahkan bahwa euforia vaksinasi di India menjadi salah satu faktor terjadinya peristiwa tsunami Covid-19.

“Lingkup vaksinasi di India sebenarnya masih sekisar di angka 7 persen dari jumlah penduduknya, sehingga euforia vaksinasi di sana masih dini. Jangan sampai ini terjadi di Indonesia, karena lingkup vaksinasi di Indonesia baru menyentuh angka 2,5 persen dari jumlah penduduk,” paparnya.

Saat ini, New Delhi tengah memasuki fase kedua lockdown yang sudah diperpanjang. Sebelumnya, lockdown dimulai pada tanggal 20-26 April, menjadi 27 April sampai 3 Mei 2021.

Baca Juga: Buruh Boleh Rayakan May Day, Menaker Ingatkan Protokol Kesehatan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI