Studi: Pola Tidur Nyenyak Dukung Kehidupan Seks Perempuan

Kamis, 29 April 2021 | 19:30 WIB
Studi: Pola Tidur Nyenyak Dukung Kehidupan Seks Perempuan
Ilustrasi tidur. [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pola tidur mungkin menjadi aspek yang berpengaruh dalam kepuasan seksual perempuan yang lebih tua. Hal ini dinyatakan dalam studi yang diterbitkan pada Journal of The North American Menopause Society.

Melansir dari Medicinenet, perempuan yang tidak tidur nyenyak secara rutin melaporkan berbagai masalah seksual, seperti kecilnya gairah dan keinginan hubungan seksual.

"Disfungsi seksual didefinisikan sebagai adanya masalah seksual yang terkait dengan kesulitan melakukan hubungan seksual di mana kondisi ini tekait dengan kualitas tidur yang buruk dan risiko masalah yang lebih tinggi di semua domain fungsi seksual seperti hasrat, gairah, lubrikasi, orgasme, kepuasan, dan rasa sakit," kata penulis studi Dr. Juliana Kling, profesor kedokteran dan ketua kedokteran internal kesehatan wanita di Mayo Clinic Arizona di Scottsdale.

"Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kesehatan secara negatif dan menyebabkan gejala seperti konsentrasi yang buruk dan kelelahan yang dapat berdampak buruk pada fungsi seksual," kata Kling.

Baca Juga: Studi: Pola Tidur Terganggu Mengurangi Manfaat Puasa Ramadhan

Studi ini melibatkan lebih dari 3.400 perempuan dengan usia rata-rata 53 tahun. Dari para perempuan ini, 75 persen memiliki kualitas tidur yang buruk dan 54 persen melaporkan disfungsi seksual. Para wanita juga diminta untuk menilai tingkat kesulitan mereka dalam kehidupan seksual.

Perempuan yang melaporkan kurang tidur lebih mungkin mengalami disfungsi seksual. Kondisi ini bertahan bahkan setelah peneliti menyesuaikan faktor lain yang diketahui memengaruhi tidur dan seks, seperti status menopause.

Ilustrasi tidur nyenyak (Pixabay/xiangying_xu)
Ilustrasi tidur nyenyak (Pixabay/xiangying_xu)

Perempuan dalam studi tersebut yang secara teratur tidur kurang dari lima jam semalam juga lebih mungkin melaporkan masalah seksual.

"Hanya ada sedikit penelitian tentang tidur dan kesehatan seksual, terutama pada perempuan. Penelitian ini menambah banyak pemahaman kita tentang konsekuensi negatif dari tidur yang buruk," ujar Jennifer Martin, profesor kedokteran di David Geffen School of Medicine di UCLA.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Martin menyatakan bahwa gangguan tidur bisa diobati.

Baca Juga: Studi Sebut Kebiasaan Nyemil di Malam Hari Sebabkan Kualitas Kerja Menurun

"Terapi perilaku kognitif yang membantu mengubah pikiran dan perilaku untuk membuat Anda bisa tidur nyenyak, sangat efektif untuk insomnia yang merupakan gangguan tidur paling umum pada wanita," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI