Suara.com - Secara ilmu kedokteran, penyakit diabetes sebenarnya dibagi menjadi empat tipe. Yakni tipe 1, tipe 2, diabetes gestasional, dan tipe lainnya.
Namun dari jumlah pasien secara global tercatat lebih dari 90 persen mengalami diabetes tipe 2 atau diabetes melitus.
Dokter spesialis penyakit dalam prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., mengatakan bahwa penyakit diabetes tipe 2 umumnya disebabkan karena gaya hidup kurang sehat dan menyebabkan obesitas.
"Jadi sebetulnya diabetes tipe 2 itu bisa dicegah atau dihindari," kata dr. Suastika dalam webinar daring bersama Klikdokter, Kamis (29/4/2021).
Baca Juga: Bubuk Kakao Bisa Jadi Obat Penderita Kerusakan Hati akibat Obesitas
Ia memaparkan bahwa perjalanan diabetes tipe 2 dimulai jika seseorang mengalami obesitas. Saat itu mungkin saja gula darah masih normal. Yakni, di bawah 100 saat gula darah puasa atau belum makan selama 12 jam. Kemudian gula darah setelah makan di bawah 140.
"Tapi kalau ini dibiarkan tidak diintervensi dengan baik, dia masuk ke fase prediabetes atau sindrom metabolik. Gula darah mulai naik sedikit. Di samping itu fase pre diabetes ini biasanya tidak hanya gula darah yang meningkat, tapi juga disertai tekanan darah yang meningkat kemudian disertai peningkatan lemak darah," jelasnya.
Peningkatan gula darah, tekanan darah, dan lemak darah itu yang beresiko menyebabkan kondisi penyakit komplikasi sebelum seseorang benar-benar sakit diabetes melitus. Jika pada kondisi itu, gula darah juga berat badan tidak dikendalikan dengan baik, dr. Suastika mengatakan, maka orang tersebut akan memasuki fase diabetes tipe 2.
"Di sini biasanya gula darah sudah mulai naik. Gula darah puasa di atas 126 kemudian setelah makan diatas 200. Dan komplikasi diabetes ini akan cenderung terjadi meningkat tajam dibandingkan dengan prediabetes," ucapnya.
Ada dua kemungkinan komplikasi yang bisa dialami pasien diabetes. Yakni, makrovaskuler atau kelainan pada pembuluh darah besar. Atau juga kelainan pembuluh darah kecil disebut juga mikrovaskuler.
Baca Juga: Penderita Diabetes Tipe 2 Punya Fungsi Otot yang Buruk, Apa Penyebabnya?
"Makrovaskuler misalnya stroke kemudian ada penyakit jantung, pembuluh darah kaki. Sedangkan mikrovaskuler misalnya penyakit ginjal, jadi gagal ginjal, kelainan mata, misalnya retinopati jadi kebutaan pada mata," kata dr. Suastika.
Agar hal tersebut tidak terjadi, pencegahan harus dilakukan sejak awal sebelum seseorang memasuki tahap prediabetes. Dokter Suastika menyarankan agar seseorang yang sudah kelebihan berat badan sebaiknya mulai pola hidup sehat dan bergerak aktif untuk menurunkan berat badan.
"Tentu masalah nutrisi tentang diet ini penting sekali. Diet yang sehat itu seperti apa, supaya bisa memilih makanan yang sehat. Ketiga adalah aktivitas fisik yang memadai, jadi olahraga fisik apapun yang dikerjakan oleh masyarakat supaya bisa mencegah terjadinya obesitas," pungkasnya.