Dokter menduga gerakan lidah dan leher yang keras membantu mendorong tulang melalui selaput tenggorokan, kemudian berpindah ke otot lehernya.
Sementara itu, krepitasi yang dialaminya bisa terjadi akibat muntah yang terjadi secara kuat, menyebabkan kantung udara kecil di paru-paru pecah.
Udara yang dilepaskan mengalir di sepanjang pembuluh darah ke leher menghasilkan udara yang terperangkap di bawah kulit, disebut emfisema subkutan.
Sang wanita memerlukan pembedahan untuk mengambil tulang ikan tersebut, dan setelahnya ia mendapat resep obat antibiotik untuk mencegah infeksi.
Setelah lima hari di rumah sakit, gejalanya, termasuk emfisema subkutan, sudah sembuh sehingga dia bisa pulang.