Studi AS: Selimut Terlalu Lembut Jadi Faktor Utama Kematian Mendadak Bayi

Rabu, 28 April 2021 | 12:55 WIB
Studi AS: Selimut Terlalu Lembut Jadi Faktor Utama Kematian Mendadak Bayi
Ilustrasi bayi. (Unsplash/@irinamurza)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa penyebab kematian tak terduga pada bayi paling banyak masih disebabkan selimut yang terlalu lembut. Studi dilakukan terhadap hampir 5.000 kematian bayi tak terduga mendadak (SUID).

Dalam data yang dilacak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mencakup kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun dari 2011-2017, hasilnya 72 persen kematian bayi akibat tempat tidur yang tidak aman.

Studi itu dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, Pediatrics, edisi Mei. Ditemukan pula bahwa hanya 1-2 persen kasus SUID yang tidak disebabkan faktor tempat tidur tidak aman.

Dari hasil studi itu juga diketahui bahwa tidak ada penurunan yang signifikan pada kasis SUID sejak tahun 1990-an, meskipun ada peningkatan pesan dan pedoman tentang kebiasaan tidur yang aman untuk bayi.

Baca Juga: Polisi Bongkar Pembuang Bayi di Dekat Air Terjun, Pelakunya Muda-mudi

Ilustrasi bayidengan gaun. (Pixabay)
Ilustrasi bayidengan gaun. (Pixabay)

CDC menyarankan untuk selalu menempatkan bayi telentang saat tidur, baik siang maupun malam. Permukaan tempat tidur yang direkomendasikan harus kokoh dan rata juga ditutup dengan seprai. Tidur bersama antara orangtua dengan bayi disarankan hingga berusia minimal 6 bulan atau satu tahun. 

Disarankan juga untuk menjauhkan tempat tidur terlalu empuk pada bayi. Seperti selimut, bantal, bantalan bumper, dan mainan lembut dari area tidur. Orangtua harus memastikan bayi tidak terlalu kepanasan.

Dalam data tersebut, para peneliti menemukan bahwa sekitar 75 persen dari penjelasan dan kemungkinan kematian akibat mati lemas diakibatkan oleh obstruksi jalan napas yang dikaitkan dengan alas tidur yang lembut.

 "Faktor tidur yang tidak aman adalah umum dalam kasus SUID. Tetapi kematian hanya dapat diklasifikasikan sebagai mati lemas untuk 20 persen kasus," kata para peneliti dalam jurnalnya, dikutip dari Fox News.

Mereka mengakui, butuh analisis lebih lanjut dari kematian yang tidak dapat dijelaskan, termasuk perbaikan berkelanjutan untuk investigasi dan dokumentasi tempat kematian. Sehingga dapat menghasilkan penemuan untuk penelitian fisiologis dan genetik kemungkinan bayi meninggal.

Baca Juga: Bagus untuk Ibu dan Bayi, Ini 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Pasca-Bersalin

"Memajukan pemahaman kita tentang celah dalam penyelidikan SUID dan meningkatkan pemahaman kita tentang bayi dengan risiko tertinggi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI