Suara.com - Orangtua perlu memperhatikan kondisi fisik anak yang masih belajar berpuasa ketika bulan Ramadhan. Dokter anak mengingatkan, anak-anak bisa saja mengalami lemas selama berpuasa.
Dokter Spesialis Anak Primaya Hospital Bekasi Barat dr. Ayi Dilla Septarini, Sp.A., mengatakan bahwa pada umumnya, hal-hal yang membuat anak lemah saat berpuasa lantaran anak berpuasa tidak bertahap sesuai kemampuannya.
"Sebenarnya tidak ada patokan baku kapan waktu yang tepat bagi anak untuk berpuasa. Anak balita pun boleh berpuasa. Hanya saja, sebaiknya seorang anak dapat berpuasa secara bertahap, tidak langsung puasa sampai Maghrib," kata dokter Ayi dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com.
Ia mencontihkan, untuk usia 4 tahun, anak cukup dilatih dengan puasa selama 3-4 jam tanpa makan. Sedangkan, 5-7 tahun dikategorikan sebagai usia yang cukup untuk menanamkan pengertian tentang puasa dan makanannya. Pada usia tersebut, menurut dr. Ayi, anak-anak cenderung sudah mulai berpikir kritis.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Surabaya Ramadhan ke-16 , Rabu 28 April 2021
"Inilah masa-masa paling penting dalam kehidupan mereka,” ujarnya.
Sementara, anak yang berusia di bawah 7 tahun menjadi kelompok yang lebih berisiko mengalami hipoglikemia apabila berpuasa. Selain itu, mereka juga lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Dan perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuannya di sekolah.
“Maka dari itu, agar anak tetap fit dan tidak lemas, lakukan durasi puasa secara bertahap. Jika tidak kuat, silahkan berbuka puasa karena anak-anak hukumnya belum wajib berpuasa,” kata dr. Ayi.
Agar dapat memotivasi anak selama latihan berpuasa, dokter Ayi membagikan beberapa tips sebagai berikut:
- Boleh memberi reward yang sederhana untuk membuat anak bersemangat. Misalnya dengan membuatkan makanan atau minuman favoritnya untuk berbuka puasa.
- Tanamkan keinginan berpuasa dalam hati anak-anak dengan cara memberikan pendidikan agama secara tersirat.
- Beri anak pengenalan sederhana mengenai manfaat puasa untuk kesehatan. Seperti untuk memperbaiki sel-sel kekebalan tubuh yang rusak agar ia tidak mudah sakit sehingga bisa belajar dan bermain lebih lama. Hal ini terjadi karena pada saat berpuasa, sistem kekebalan di dalam tubuh akan menghemat energi dengan cara meregenerasi sel-sel kekebalan tubuh yang rusak atau sudah tua untuk diganti dengan sel imunitas yang baru. Dengan memahami manfaat puasa untuk kesehatan, anak-anak tentu akan lebih bersemangat dalam menjalankan puasa.
- Tumbuhkan semangat kompetitif. Misalnya, ibu bisa memberi contoh kepada anak mengenai teman-teman seusianya yang sudah mulai berpuasa. Dengan hal seperti ini, ia tentu akan kembali bersemangat dan tidak mau kalah dengan teman-temannya yang sudah mulai berpuasa.
- Ajarkan puasa secara bertahap.
Baca Juga: Jadwal Sholat dan Buka Puasa Serang Banten 28 April 2021