Angka Kematian Kanker Serviks Meningkat, Banyak Perempuan Belum Vaksin HPV

Rabu, 28 April 2021 | 10:35 WIB
Angka Kematian Kanker Serviks Meningkat, Banyak Perempuan Belum Vaksin HPV
Ilustrasi serviks [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampai saat ini, kanker serviks masih menjadi penyakit yang terus membayangi kaum perempuan memakan banyak korban jiwa. 

Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.633 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya.

Artinya lebih dari 21.000 keluarga di Indonesia setiap tahunnya ditinggalkan oleh ibu, anak perempuan, atau istri karena kanker serviks, yang mengakibatkan beban sosial begitu besar bagi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga Indonesia ke depannya. 

Peningkatan angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 15 persen ini kata dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, menunjukkan bahwa masih banyak perempuan Indonesia belum mendapatkan perlindungan kanker serviks dengan vaksinasi HPV

Baca Juga: Kontak Seksual Tinggi di Usia Remaja, Kepala BKKBN Ingatkan Vaksinasi HPV

Human Papiloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks. (shutterstock)
Human Papiloma Virus (HPV), virus penyebab kanker serviks. (shutterstock)

"Padahal, Kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi HPV. Oleh karena itu, vaksinasi HPV penting dilakukan sedini mungkin, khususnya bagi para perempuan di usia muda yang rentan terinfeksi oleh virus HPV," jelas dia dalam Webinar “Girl Power: Living Life to The Fullest” pada Selasa (27/4/2021).

Jika kita tidak bertindak, lanjut dr. Maria, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030. Mengingat, berdasarkan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun. 

Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks, dengan mencakup hingga 90 persen vaksinasi HPV, 70 persen cakupan skrining, dan 90 persen akses ke pengobatan terkait di semua negara. 

"Vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria. Bagi yang sudah menikah, perlu untuk melakukan deteksi dini secara reguler dengan tes pap smear ataupun tes IVA," jelasnya lagi. 

Untuk itu, dr. Maria mengajak perempuan-perempuan Indonesia agar tidak menunda dan segera mencari informasi mengenai kanker serviks dan pencegahannya melalui vaksinasi HPV dengan berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit atau klinik terdekat. 

Baca Juga: Kanker Payudara dan Serviks Ternyata Bisa Dicegah, Begini Caranya

Sebab, kata dia, vaksinasi adalah sebuah investasi kesehatan, sehingga mencegah lebih baik daripada mengobati. Hal ini sejalan dengan tujuan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) yang terus mengajak perempuan Indonesia untuk melindungi diri dari ancaman kanker serviks dengan vaksinasi HPV sedini mungkin.

"Ini semua demi mendukung misi pemerintah dalam mewujudkan percepatan perempuan Indonesia bebas kanker serviks, sehingga semua perempuan dapat menjalani hidup sehat untuk menggapai aspirasi dan mimpinya," tutup Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) dan Penggagas KICKS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI