Suara.com - Para ahli mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen hingga 90 persen pasien positif Covid-19 mengalami gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali. Hanya sekitar 10 persen hingga 15 persen kasus Covid-19 yang membutuhkan terapi oksigen dan obat-obatan seperti antiviral remdesivir di rumah sakit.
“Sebanyak 85 hingga 90 persen positif Covid-19 mengalami gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali. Oleh karena itu, tidak perlu menimbun suntikan seperti remdesivir atau tabung oksigen karena dapat menyebabkan panic buying yang tidak perlu dan kekurangan," kata Dr Randeep Guleria, direktur, Institut Ilmu Kedokteran All India, Delhi seperti yang dikutip dari Healthshots.
"Kebanyakan orang mendapatkan gejala ringan seperti demam, batuk, sakit tenggorokan,” imbuhnya.
Menurut para ahli, gejala Covid-19 biasanya berlangsung sekitar satu minggu atau 10 hari. Hanya sekitar 10 hingga 15 persen kasus positif berisiko mengembangkan infeksi parah, dengan kebutuhan oksigen atau obat lain seperti steroid dan remdesivir.
Baca Juga: Update 26 April: Tambah 5.944, Kasus Covid-19 Indonesia Jadi 1.647.138
“Hanya sekitar 5 persen kasus menjadi kritis dan membutuhkan obat-obatan yang lebih kuat dan bahkan ventilator. Hanya karena Anda mendapatkan laporan positif tidak berarti Anda harus dirawat atau memulai terapi oksigen,” kata Dr Guleria.
Melansir dari Healthshots, Guleria menegaskan bahwa obat-obatan seperti remdesivir adalah bagian dari terapi investigasi dan uji coba solidaritas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menunjukkan manfaat dalam hal kematian dan pengurangan masa tinggal di rumah sakit.
“Oleh karena itu, pasien stabil yang berada di isolasi mandiri dengan saturasi oksigen 94 persen ke atas, tidak memerlukan remdesivir. Jika kasus ringan memakai remdesivir, maka ada kemungkinan lebih banyak kerugian daripada manfaat,” tambahnya.