Suara.com - Kurangnya oksigen di sebagian besar rumah sakit di India membuat banyak orang harus mengangkut anggota keluarganya yang terinfeksi virus corona Covid-19 dari rumah sakit ke rumah sakit demi mendapatkan perawatan. Tapi, banyak dari mereka yang tidak berhasil hingga akhirnya anggota keluarga meninggal.
Ada seorang wanita berduka atas kematian adiknya setelah mereka ditolak oleh dua rumah sakit. Namun, sang adik meninggal saat menunggu untuk diperiksa di rumah sakit ketiga. Ia menyalahkan pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi atas krisis yang terjadi di negaranya.
Pada Minggu (25/4/2021), India mencetak rekor peningkatan kasus harian tertinggi secara global. Sebanyak 349.691 infeksi terkonfirmasi pada hari tersebut. Kementerian Kesehatan setempat melaporkan adanya 2.767 kematian dalam 24 jam pada hari itu, menambah angka total menjadi 192.311 kematian.
Tapi, krisis yang sedang berlangsung paling mendalam terjadi di kuburan dan krematorium, yang saat ini sedang kewalahan.
Baca Juga: Apa yang Kita Ketahui Tentang Varian Virus Corona dari India Sejauh Ini?
Tempat pemakaman di ibu kota New Delhi kehabisan ruang. Tumpukan kayu dan api tidak ada waktu berhenti untuk berkobar. Selalu menerangi langit malam di kota-kota yang terkena dampak parah.
Di pusat kota Bhopal, beberapa krematorium telah meningkatkan kapasitasnya dari puluhan tumpukan kayu menjadi lebih dari 50.
Para pekerja di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat di kota tersebut mengatakan mereka mengkremasi lebih dari 110 pada Sabtu (24/4/2021) kemarin.
"Virus itu menelan penduduk kota kami seperti monster," kata seorang pejabat setempat, Mamtesh Sharma, dikutip dari Insider.
Banyaknya jenazah, yang belum terjadi sebelumnya, telah memaksa krematorium untuk melewatkan upacara individu dan ritual lengkap yang diyakini umat Hindu melepaskan jiwa dari siklus kelahiran kembali.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Dua Kucing Positif Virus Corona
"Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang," lanjutnya.
Penggali kubur kepala di pemakaman Muslim terbesar di New Delhi, tempat 1.000 orang dimakamkan selama pandemi, Mohammad Shameem, mengatakan lebih banyak mayat berdatangan sekarang daripada tahun lalu.
"Saya khawatir kami akan segera kehabisan ruang," pungkasnya.