Suara.com - Operasi bedah jantung kini tak lagi harus membuat sayatan panjang pada rongga dada hingga memotong tulang dada.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi, operasi bedah jantung bisa dilakukan hanya dengan melakukan sayatan sepanjang lima sentimeter.
"Jadi kalau pada operasi jantung yang konvensional sebelumnya, kita membedah jantung itu dengan sayatan yang cukup besar. Kalau sekarang kurang lebih hanya lima sentimeter," kata Spesialis bedah toraks kardiovaskular dr. Amin Tjubandi, Sp.BTKV (K)., saat siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (26/4/2021).
Ia melanjutkan bagaimana tindakan operasi ini harus didukung dengan alat modern, sehingga bisa berlangsung dengan baik dan lancar.
Baca Juga: Dokter Spesialis bagi Tips Jaga Kesehatan Pasien Jantung selama Pandemi
Metode baru tersebut jadi terobosan sejak mesin jantung dan operasi bedah pertama kali dilakukan pada sekitar tahun 1950-an, lanjut dokter Amin.
Ia menyampaikan bahwa pada metode bedah jantung konvensional, pasien akan digergaji tulang dadanya agar dokter bisa mencapai jantung.
Selain itu pula, sayatan pada jantung bisa mencapai 15 sentimeter untuk dilakukan tindakan medis memperbaiki kelaianan jantung yang terjadi. Tindakan seperti itu tidak lagi dilakukan dalam metode operasi sayatan minimal.
"Sementara operasi sayatan minimal ini kita membuka jantung dengan sayatan yang kecil, hanya 5 senti. Tidak di tengah (jantung) tapi di samping kanan, kiri, tergantung dari operasi. Kemudian kita masuk ke jantung itu dengan bantuan alat khusus. Setelahnya kita meregangkan Iga pasien. Jadi kita tidak memotong tulang," paparnya.
Diakui dokter Amin, tidak mudah untuk melakukan operasi sayatan minimal pada pasien jantung. Dibutuhkan teknik operasi dengan keahlian tertentu juga didukung alat medis yang mumpuni.
Baca Juga: Selama 44 Tahun Terakhir, Pasien Jantung di Indonesia Didominasi Perempuan
"Karena kita melakukan operasi di medan yang sangat kecil, itu tantangan untuk dokter bedah jantung," ucap dokter di Rumah sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita tersebut.
Operasi bedah jantung itu umumnya dilakukan untuk mengoreksi penyempitan pada pembuluh darah koroner atau juga memperbaiki kelainan pada katup. Dokter Amin menjelaskan, jantung manusia memiliki 4 katup dengan fungsi berbeda-beda.
Jika salah satunya saja terdapat masalah, entah penyempitan atau kebocoran, perlu dilakukan koreksi melalui operasi bedah. Pada pasien dengan kelainan jantung bawaan sejak lahir juga bisa dilakukan operasi bedah.
"Banyak pasien kita yang dilahirkan dengan penyakit jantung bawaan, itu juga bisa dikoreksi dengan operasi bedah jantung. Dan kelainan pembuluh darah besar, entah mengalami proses pelebaran atau menyempit atau tidak terbentuk. Itu bisa diperbaiki dengan tindakan bedah. Ini memang spektrumnya cukup luas operasi bedah jantung secara keseluruhan," jelasnya.