Suara.com - Pasien jantung yang melakukan operasi umumnya akan memiliki luka sayatan yang cukup panjang di bagian dada. Namun berkat metode baru, luka bekas operasi bisa dipersempit hanya sebesar lima sentimeter.
Spesialis bedah toraks kardiovaskular dr. Amin Tjubandi, Sp.BTKV (K) menjelaskan dengan sayatan yang kecil, maka risiko pasien jantung mengalami infeksi luka akan ikut berkurang.
"Karena kan jelas luka sayatannya kecil, hanya lima sentimeter, jadi penyembuhannya pasti lebih bagus. Komplikasi untuk luka yang terjadi infeksi dan lain-lain juga kemungkinannya lebih minimal," kata dokter Amin dalam siaran lansung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (26/4/2021).
Selain memiliki luka sayatan yang lebih kecil, nyeri yang ditimbulkan juga dijamin lebih ringan dengan masa penyembuhan yang dipercaya dapat lebih cepat.
Baca Juga: Pasien Jantung Ingin Dapat Vaksinasi Covid-19? Cari Tahu Dulu Arahan Dokter
Tak hanya kelebihan dari sisi medis, dokter Amin mengatakan, secara estetika atau kosmetik, luka bekas operasi akan sangat kecil. Berbeda dengan operasi jantung konvensional yang bisa sampai meninggalkan bekas jahitan hingga belasan sentimeter di tengah rongga dada.
"Rata-rata pengalaman saya, kalau kita melakukan operasi sayatan minimal, mereka puas, terutama pada perempuan. Jadi anda bisa bayangkan kalau kita melakukan teknik konvensional pada perempuan, apalagi masih muda, belum menikah, luka bekas operasi yang sangat besar di tengah dada itu kan sangat mengganggu," ucapnya.
"Tapi kalau kita melakukan teknik bedah minimal itu tersembunyi di garis lipatan payudara, sehingga tidak terlihat. Apalagi kalau misalnya kita melakukan operasi buka 5 senti, rata-rata setelah luka sembuh itu bisa menciut lagi jadi lebih kecil. Jadi dia skarnya minimal," imbuh dokter Amin.