Ahli Komunikasi: Perilaku Diam saat Ada Masalah Justru Memperburuk Keadaan

Senin, 26 April 2021 | 12:12 WIB
Ahli Komunikasi: Perilaku Diam saat Ada Masalah Justru Memperburuk Keadaan
Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orang memiliki cara penyelesaian masing-masing. Ada beberapa yang mau membicarakannya, tetapi ada yang memilih diam, kemudian melupakannya.

Terkadang, orang yang memilih untuk diam atau silent treatment, misalnya, kemudian dia menyendiri, hanya memberikan balasan singkat, atau bahkan mengacuhkan seseorang, mereka hanya ingin menghindari konflik.

Tetapi, apakah cara diam ini akan berhasil menyelesaikan masalah tersebut?

Jawabannya tergantung pada tujuan Anda, menurut Live Science.

Baca Juga: Sederet Masalah yang Ada di Xiaomi Mi 11

"Jika Anda hanya ingin memberi tahu orang lain bahwa Anda sedang kesal, dan tidak peduli untuk meghasilkan perubahan yang berarti, maka ya," kata Paul Schrodt, pakar komunikasi dan konflik di Texas Christian University.

Ia menambahkan bahwa seringkali diam akan menarik perhatian orang lain.

"Kebanyakan pasangan atau anggota keluarga akan memperhatikan ketika mereka diberi sikap dingin," sambungnya.

Ilustrasi Pasangan Bertengkar. (pexels.com/@ketut-subiyanto)
Ilustrasi Pasangan Bertengkar. (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Tetapi selain mendapatkan perhatian penerima, pelakuan diam lebih cenderung menyebabkan frustasi daripada perubahan dalam masalah tersebut.

"Penerima (perlakuan dingin) memiliki semua pertanyaan yang belum terjawab. Mereka bertanya-tanya apa yang salah dan yang telah mereka lakukan sehingga mendapatkannya," ujar Christine Rittenour, seorang ahli komunikasi keluarga di West Virginia University.

Baca Juga: Hindari Masalah Penceranaan Selama Puasa, Lakukan 5 Tips Berikut

Bahkan, ketika penerima telah berhasil menyadari apa yang mereka lakukan sampai membuat marah orang tersebut, perlakuan diam akan gagal memperbaiki masalah dasarnya.

"Seringkali hanya menciptakan lebih banyak masalah," lanjut Schrodt.

Menurut Ritternour, perlakuan diam-diam dapat merusak kesehatan mental kedua belah pihak jika cara penyelesaian masalah ini sudah menjadi pola.

Hal itu terbukti dalam studi Ritternour yang hasilnya terbit dalam Journal of Family Communication 2017.

Ia menemukan, mereka yang menggunakan perlakuan diam terhadap orang tua lebih sering memiliki harga diri rendah daripada yang memiliki strategi untuk membicarakannya langsung.

"Ketika Anda menggunakan perlakuan diam, Anda benar-benar menghadapi risiko orang lain merasa sangat negatif tentang hal itu, sehingga mereka menarik diri dari hubungan tersebut," kata Rittenour.

Daripada membiarkan teman, pasangan, atau anggota keluarga bertanya-tanya apa kesalahan mereka, jauh lebih sehat untuk mengatasi masalah secara langsung. bahkan jika itu mengakibatkan konflik.

"Mengatasi konflik secara terbuka, tanpa perilaku negatif, seperti berteriak atau menghukum orang lain, sebenarnya dapat menghasilkan hubungan yang lebih kuat," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI