Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna Bisa Melawan Varian Virus Corona New York

Senin, 26 April 2021 | 10:45 WIB
Vaksin Covid-19 Pfizer & Moderna Bisa Melawan Varian Virus Corona New York
Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan Moderna menunjukkan hasil yang menggembirakan saat diujicobakan terhadpa varian baru virus corona yang ditemukan di New York City.

Dalam percobaan piring laboratorium, diketahui bahwa kedua vaksin tersebut dapat menetralisir atau melawan strain B.1.526 tersebut.

Varian B.1.526 pertama kali ditemukan November tahun lalu di New York City, Amerika Serikat. Hingga pada pertengahan April 2021, hampir setengah kasus infeksi virus corona disebabkan oleh varian ini.

Berdasarkan Live Science, varian New York City ini berbagi beberapa mutasi dengan strain yang diidentifikasi di Afrika Selatan, yang dinilai cukup kebal terhadap vaksin.

Baca Juga: Virus Corona di India Makin Parah, Tembus 300 Ribu Kasus Baru Sehari

Ada juga kekhawatiran bahwa varian B.1.526 mungkin lebih menular daripada virus corona awal.

Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML

Untuk memeriksa apakah vaksin Covid-19 melindungi dari varian tersebut, dua kelompok peneliti independen menjalankan eksperimen dengan sampel darah orang yang sudah divaksinasi serta penyintas Covid-19.

Tidak ada studi yang telah ditinjau sejawat, tetapi keduanya menawarkan hasil yang menjanjikan.

Kedua tim peneliti memperbesar antibodi penetral dalam sampel darah, yang berarti antibodi yang menempel pada virus dan mencegahnya menginfeksi sel.

Varian B.1.526 membawa mutasi pada protein lonjakannya, alat yang digunakan virus menginfeksi sel. Jika mutasi mengubah protein lonjakan secara drastis, kemungkinan antibodi penetral akan gagal menangkap virus.

Baca Juga: Kala Warga Desa di India Mengusir Virus Corona dengan Obor

Dalam eksperimen mereka, tim memasang protein lonjakan mutan ke pseudovirus, yang direkayasa di laboratoirum, Kemudian, mereka memaparkan pseudovirus ke antibodi untuk melihat berapa banyak yang akan menempel.

Kedua penelitian menemukan, antibodi penetral dari orang yang sudah divaksin mengikat virus lebih efektif daripada antibodi penyintas Covid-19.

Secara umum, orang yang divaksinasi menghasilkan berbagai macam antibodi dibanding penyintas, dan perbedaan halus ini dapat membuat kekebalan yang diinduksi vaksin lebih protektif daripada yang diperoleh dari infeksi langsung.

Tetapi, antobodi dari vaksin ternyata sedikit kurang kuat terhadap B.1.526 dibandingkan virus corona awal. Tetapi perbedaannya kecil.

"Kami tidak melihat perbedaan besar," kata salah satu peneliti, Michel Nussenzweig, ahli imunologi di Rockefeller University, New York.

Meskipun demikian, penelitian tersebut menyoroti satu mutasi tertentu yang harus dipantau secara ketat ke depannya.

Varian B.1.526 hadir dalam beberapa strain, masing-masing membawa mutasi yang sedikit berbeda dari yang lainnya, Salah satu mutasinya, dikenal sebagai 'Eel', tampaknya lebih menolak antibodi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI