Suara.com - Hampir setiap orang pernah atau sedang mengalami stres. Kondisi pikiran yang kewalahan ini dapat membuat kita sulit untuk berpikir, bekerja, bahkan, bernapas.
Terlepas dari gejala umum tersebut, tanda stres dapat bervariasi pada masing-masing orang.
Misalnya saja stres jangka pendek. Ketika sesuatu melanda dan menyebabkan Anda stres, sistem saraf simpatik akan bereaksi, memicu serangkaian respon fisiologis yang dapat berubah dari waktu ke waktu.
Saat Anda merasa stres, kelenjar adrenal melepaskan hormon stres, termasuk adrenalin dan kortisol. Ini memicu serangkaian gejala emosional dan fisik yang dirancang untuk membantu Anda mengamankan diri.
Baca Juga: Depresi Jomblo Terus Tak Kawin-kawin, Pria Blitar Ini Pilih Gantung Diri
Respons melawan-atau-lari ini, pada akhirnya memiliki satu efek utama yakni bikin Anda tetap aman dengan mambuat Anda merasa bersemangat, meningkatkan fokus, dan waspada.
Dalam prosesnya, hormon stres tersebut dapat memengaruhi setiap organ tubuh, mulai dari otak hingga otot hingga ujung saraf di perut.
Gejala emosional dan fisik paling umum dari stres jangka pendek
Berdasarkan Everyday Health, stres membuat Anda merasa lebih emosional dari biasanya, atau lebih rewel. Berikut beberapa tanda yang harus diperhatikan:
- Kecemasan atau kegugupan. Dalam survei Stress in America 2017 American Psychological Association (APA), 36 persen orang melaporkan stres membuat mereka merasa lebih gugup atau cemas.
- Marah atau mudah tersinggung. Dalam survei APA, 35 persen orang melaporkan ini.
- Kesulitan berkonsentrasi atau kelupaan
- Depresi, mood rendah, atau menangis
- Kelelahan dan kewalahan
- Perubahan mood
- Kesulitan tidur
- Perubahan dalam kebiasaan makan atau nafsu makan (makan lebih banyak atau lebih sedikit)
- Peningkatan penggunaan alkohol atau narkoba.
Semua hormon stres itu juga berpengaruh pada tubuh. Berikut adalah beberapa gejala fisik stres yang paling umum:
Baca Juga: Baru Terungkap, Dian Sastro Pernah Depresi dan Ingin Bunuh Diri
- Ketegangan otot (bahu kaku, punggung, atau rahang)
- Sakit kepala
- Gejala gastrointestinal, seperti refluks asam, sakit perut, sembelit, atau diare
- Meningkatnya tekanan darah dan detak jantung
- Berkeringat
- Mulut kering
- Jantung berdebar-debar atau aritmia
- Kekebalan menurun, Anda mungkin lebih rentan terhadap infeksi
- Ruam kulit.
Tetapi apa pun respons stres alami Anda, mengenali tanda-tandanya dapat membantu Anda mengelolanya dengan lebih baik dan mungkin mencegah masalah yang lebih serius.
"Apa yang mungkin Anda anggap sebagai stres bisa berubah menjadi penyakit yang sebenarnya atau sebaliknya," kata Jennifer Haythe, MD, ahli jantung dan direktur dari Pusat Kesehatan Kardiovaskular Wanita di New York-Presbyterian / Columbia University Irving Medical Center, New York.