Suara.com - Tak hanya tenaga medis yang berjibaku menghadapi kondisi pandemi Covid-19. Hal yang sama juga dialami para para dokter hewan. Dalam situasi pandemi saat ini, dokter hewan harus mampu mengatasi dan menyesuaikan perannya untuk mendukung kesehatan masyarakat dan juga kesehatan hewan, serta menjaga kelangsungan dan keamanan pangan asal hewan.
Memperingati Hari Kedokteran Hewan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 April, tak ada salahnya kita turut apresiasi pekerjaan yang dilakukan para tenaga medis tersebut. FAO ECTAD COVID-19 Team Leader Farida Camallia Zenal mengatakan, dokter hewan juga punya berperan penting dalam penanganan kesehatan selama pandemi Covid-19.
“Banyak dokter hewan yang memainkan peran penting di masa pandemi Covid-19. Ada yang bekerja untuk percepatan pengujian sampel Covid-19 di laboratorium kesehatan hewan, terlibat dalam pengembangan vaksin nasional, menjadi bagian Satuan Tugas Covid-19, serta menjaga ketahanan pangan dan stabilitas produk pangan asal hewan,” ujar Farida dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Sabtu (24/4/2021).
Dari persoalan seperti keamanan dan ketahanan pangan hingga penyakit yang dapat ditularkan antara manusia dan hewan, dokter hewan memiliki pengetahuan dan pengalaman unik yang dapat dimanfaatkan selama pandemi, lanjut Farida.
Baca Juga: Gajah Siti Lepas dari Medan Zoo, Dokter Hewan: Dia Bosan!
"Keahlian itu mendukung pendekatan One Health, membantu mencegah pandemi di masa mendatang dan menjaga infrastruktur kesehatan masyarakat termasuk keamanan pekerja yang terlibat dalam produksi pangan asal hewan,” tambahnya.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Ditjen PKH Kementan) bersama FAO Emergency Center for Transboundary Animal Disease (ECTAD) dan didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bekerja bersama dokter hewan dalam penanggulangan Covid-19 di 10 provinsi di Indonesia.
Area keterlibatan termasuk keamanan pangan dan mata pencaharian pekerja pangan, diagnosis laboratorium Covid-19, dan memberi nasihat tentang langkah-langkah untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 dari manusia ke hewan dan konsekuensinya.
“Dengan pengalaman sebelumnya dalam pengendalian wabah flu burung, para dokter hewan di empat Laboratorium Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, yaitu BBVet Maros di Sulawesi Selatan, BBVet Wates di DI Yogyakarta, BVet Bukittinggi di Sumatera Barat, dan BVet Subang di Jawa Barat mampu melaksanakan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) virus COVID-19 di wilayah kerja masing-masing. Sudah ada 75.595 sampel yang diuji hingga awal April 2021,” ujar Direktur Jenderal PKH Kementan Nasrullah.
Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia Pamela Foster juga mengatakan bahwa Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, telah memberikan komitmen senilai lebih dari 14,5 juta dolar untuk mendukung respons COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga: Geger Anak Kambing Mata Satu, Dokter Hewan: Bisa Kekurangan Protein
"Kami gembira dapat mendukung tenaga kesehatan garis depan, termasuk dokter hewan, dalam melawan penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini. Dengan dukungan dari USAID dan FAO ECTAD, Indonesia memanfaatkan keahlian Balai/Balai Besar Veteriner (B/BVET) Kementerian Pertanian untuk menguji Covid-19 pada sampel manusia," ujarnya, yang sekaligus menambahkan bahwa keterlibatan B/BVET disebut bisa mempercepat dan memungkinkan dilakukannya lebih banyak tes Covid-19.