Suara.com - Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum juga reda, kasus malaria ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia.
Berdasarkan laporan World Malaria Report tahun 2020, ada 229 juta kasus malaria secara global. Kasus ini mengalami penurunan dari 80 per seribu penduduk pada tahun 2020 menjadi 57 per seribu penduduk di tahun 2019.
Hal ini disampaikan oleh Dr. drh. Didik Budijanto M.Kes. Ia mengatakan bahwa lewat program tujuan pengendalian, pihaknya ingin mencapai masyarakat Indonesia bebas dari penularan malaria.
“Tujuan dari pengendalian malaria ini, kami ingin mencapai masyarakat Indonesia bebas dari malaria. Tentu saja dalam eliminasi malaria pada tahun 2030, ini paling lambat,” ungkapnya lewat acara ‘Bersama Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Malaria’, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga: Di Afrika, Malaria Lebih Banyak Sebabkan Kematian daripada Covid-19
Ia mengatakan bahwa 80 persen kasus malaria terjadi di Papua, sehingga kasus tersebut menonjol di angka grafik.
“Kasus distribusinya, kalau dilihat grafiknya yang paling menonjol itu di daerah Timur, terutama Papua. Jadi kasus malaria ini terjadi di Papua,” ungkap Didik Budijanto.
Meski demikian, kasus tersebut menurun dari 1,96 sampai 0,87. Walaupun kemudian stagnan dalam beberapa tahun terakhir.
“Ada kecendrungan stagnan di tahun 2014 sampai 2020 ini,” paparnya.
Lewat kebijakan untuk pengendalian malaria, perlu dilakukan konfirmasi lewat lab mikroskop atau RDT. Dan untuk pengobatannya, ia melanjutkan tetap menggunakan ACT.
Baca Juga: Terjangkit Covid-19, Malaria, DB hingga Dipatuk Ular, Relawan Ini Selamat
“Pengobatan malaria tetap standar menggunakan ACT,” ungkapnya lebih lanjut.