Peneliti Kembangkan Terapi Berbasis Video Game pada Pasien Covid-19

Kamis, 22 April 2021 | 13:24 WIB
Peneliti Kembangkan Terapi Berbasis Video Game pada Pasien Covid-19
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti berencana melakukan uji klinis terapi berbasis video game untuk pengobatan ADHD pada pasien Covid-19. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah intervensi digital dapat membantu orang dewasa yang menderita "kabut otak" atau linglung terkait Covid-19.

Melansir dari Indepent, selama pandemi mereka yang sembuh dari penyakit memiliki sisa kesulitan kognitif atau kabut orak dalam kehidupan sehari-hari.

Meski hubungan antara infeksi virus corona dan gangguan kognitif pada pasien masih belum jelas, beberapa penelitian telah melaporkan kurangnya perhatian dan keterampilan belajar di antara individu yang pulih.

Menurut sebuah penelitian besar yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal The Lancet Physchiatry pada 236.000 pasien Covid-19, sebanyak satu dari tiga orang yang sembuh dari Covid-19 mengalami gangguan kesehatan mental atau neurologis, termasuk demensia, stroke, atau pendarahan otak dalam waktu enam bulan setelah terinfeksi.

Baca Juga: Temuan Baru, Anjing Bisa Cium Bau Virus Corona Covid-19 Lewat Urine

Ilustrasi: Main video game. (Shutterstock)
Ilustrasi: Main video game. (Shutterstock)

Uji klinis saat ini, yang dilakukan oleh para ilmuwan Weill Cornell Medicine bersama dengan  Vanderbilt University Medical Center bertujuan untuk menyelidiki kemanjuran AKL-T01 (intervensi video-game oleh Akili Interactive) dalam meningkatkan hasil kognisi dan fungsional dalam mereka yang pulih dari Covid-19.

James Jackson, asisten direktur Pusat Pemulihan ICU di Vanderbilt, mengatakan teknologi Akili dan intervensi video game serupa dirancang untuk menargetkan gejala gangguan kognitif serupa yang terlihat pada kondisi lain.

Uji klinis akan mencakup hampir 100 penderita Covid-19 yang berusia di atas 18 tahun yang menunjukkan gangguan kognitif setidaknya dalam satu ukuran perhatian dan fungsi eksekutif selama skrining awal.

Setengah dari pasien dijadwalkan untuk menerima pengobatan dan setengahnya akan menjadi kelompok kontrol. Menurut para ahli, peserta dalam uji coba akan menyelesaikan lima misi per hari, lima kali seminggu, dan misi sehari dapat memakan waktu sekitar 25 menit.

Studi Cornell diharapkan berjalan selama enam minggu dengan empat minggu tindak lanjut pasca perawatan.

Baca Juga: Laporan Terbaru Kasus Covid-19 di Sulsel, Rabu 21 April 2021

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI