Dokter Tak Sarankan Pasien COVID-19 Olahraga Meski Tak Bergejala, Kenapa?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 22 April 2021 | 03:10 WIB
Dokter Tak Sarankan Pasien COVID-19 Olahraga Meski Tak Bergejala, Kenapa?
Ilustrasi olahraga di rumah (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien COVID-19 yang mengalami gejala ringan atau tak bergejala biasanya merasa kuat untuk berolahraga.

Namun menurut dokter spesialis kedokteran olahraga, dr Andhika Raspati, Sp.KO, mengatakan sebaiknya pasien COVID-19 menunda dulu olahraga.

Merujuk pada literatur salah satunya dalam British Journal of Sport Medicine, melakukan latihan fisik termasuk berolahraga pada pasien COVID-19 berpotensi cedera jantung termasuk miokarditis.

Hal ini penting, karena berolahraga dengan miokarditis berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.

Olahraga menggunakan masker. (Shutterstock)
Olahraga menggunakan masker. (Shutterstock)

"Menurut literatur, semakin banyak pakar kesehatan yang menganjurkan saat orang positif COVID-19 meskipun dia tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan, rest dulu karena ada satu ancaman yaitu miokarditis," kata Andhika yang juga dokter KONI DKI Jaya itu dalam sebuah diskusi awam secara daring, dilansir ANTARA.

Menurut dia, untuk tetap aktif, pasien bisa melakukan latihan peregangan atau pernapasan.

Sebaliknya, dia sementara waktu tidak perlu melakukan latihan kardio, jogging santai, berlari di atas treadmill walau dengan kecepatan lambat karena dikhawatirkan bila ada miokarditis maka akan semakin berat.

Setelah selesai masa isolasi mandiri selama sekitar dua pekan pasien baru bisa perlahan melakukan latihan, namun sebatas berjalan kaki selama 10 menit sebagai upaya test drive di pekan pertama.

Sembari bergerak, cobalah evaluasi apakah ada gejala seperti sesak napas, nyeri dada atau pusing. Bila gejala ini dialami, maka pertanda tubuh belum siap.

Baca Juga: 6 Olahraga Ringan Saat Berpuasa

Sebaliknya, apabila tak ada gejala, penyintas COVID-19 bisa perlahan meningkatkan durasi latihan menjadi 10 menit, 15 menit hingga 20 menit.

Tingkatkan kecepatakan perlahan, dari jalan pelan menjadi jogging santai dan diharapkan lambat laun latihan akan kembali seperti semula baik dari sisi durasi dan kecepatannya.

Miokarditis, menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Junior Doctor Network (JDN), Vito A. Damay, merupakan bentuk peradangan pada otot jantung.

Saat otot mengalami peradangan, maka fungsi jantung untuk memompa darah menjadi terganggu.

Hanya saja, merujuk pada studi dalam jurnal the BMJ, angka kejadian miokarditis pada mereka yang tidak bergejala atau memiliki penyakit ringan hingga sedang belum diketahui.

Menurut Vito, olahraga pada pasien COVID-19 dikhawatirkan memperberat kondisinya sehingga rentan masuk ke penyakit lebih berat.

"Saat berolahraga takutnya memperberat kondisi yang berat (akibat sakit), sehingga rentan masuk ke penyakit lebih berat. Walau demikian kita masih belajar (mengenai olahraga pada pasien COVID-19). Lakukan stretching ringan, jangan bedrest juga kalau Anda OTG," kata Vito.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI