Dinyatakan Aman, Italia Utamakan Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson

Rabu, 21 April 2021 | 19:37 WIB
Dinyatakan Aman, Italia Utamakan Penggunaan Vaksin Johnson & Johnson
Vaksin COvid-19 Johnson & Johnson. [Justin Tallis/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Italia menyatakan pada Selasa (20/4/2021) bahwa pihaknya akan memprioritaskan penggunaan vaksin satu dosis Johnson & Johnson (J&J). Hal tersebut dinyatakan saat otoritas Italia menilai bahwa vaksin tersebut aman.

Melansir dari Medical Xpress, sebelumnya European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa kejadian pembekuan darah akibat vaksin J&J langka namun perlu dimasukan sebagai efek samping vaksin yang "sangat langka".
.
"Ini (vaksin J&J) akan diberikan secara istimewa kepada orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang terutama berisiko terkena virus corona," ujar pihak Italia.

Pedoman yang sama sebelumnya dikeluarkan di Italia untuk jab AstraZeneca Anglo-Swedia yang juga dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka.

Vaksin buatan johnson and johnson (VOA Indonesia)
Vaksin buatan johnson and johnson (VOA Indonesia)

Secara terpisah, komisaris krisis virus corona Italia mengatakan pengiriman pertama 184.000 dosis vaksin J&J akan didistribusikan ke seluruh negeri mulai Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: Cegah Bosan, Vaksinasi Lansia di Kantor Dinkes DIY Diiringi Lagu Nostalgia

Vaksin J&J dipandang lebih mudah untuk diberikan dan didistribusikan daripada beberapa vaksin lainnya. Hal ini disebabkan karena vaksin J&J hanya membutuhkan satu dosis dan dapat disimpan pada suhu yang lebih hangat.

Tetapi pengenalan J&J di Eropa dihentikan pekan lalu setelah regulator kesehatan Amerika Serikat mengatakan bahwa penggunakan vaksin tersebut harus ditangguhkan sementara karena kekhawatiran pembekuan darah. Namun kini vaksin telah kembali dinyatakan aman. 

Italia dan negara-negara Uni Eropa lainnya sangat ingin memanfaatkan vaksin J&J  untuk mempercepat kampanye vaksinasi mereka setelah menyetop vaksin AstraZeneca.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI