Sebentar Lagi, Avigan Kembali Diuji Sebagai Obat Covid-19 di Jepang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 21 April 2021 | 17:01 WIB
Sebentar Lagi, Avigan Kembali Diuji Sebagai Obat Covid-19 di Jepang
Obat Avigan (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan Fujifilm Holdings mengatakan kembali memulai uji klinis tahap III kepada obat Avigan, untuk digunakan sebagai penangkal Covid-19.

Dilansir ANTARA, ini merupakan kabar terbaru terkait penggunaan Avigan, setelah sebelumnya persetujuan penggunaan domestik dihentikan Kementerian Kesehatan setempat.

Selama bertahun-tahun Fujifilm banting setir dari bisnis solusi peralatan kantor dan kamera tradisional ke pelayanan kesehatan.

Riset terkontrol plasebo dan tersamar ganda baru sedang menargetkan pasien berusia 50 tahun ke atas, serta mereka yang berisiko mengalami kondisi serius, demikian rilis Fujifilm.

Baca Juga: Sang Pilot Hilang Kesadaran, Pesawat Kargo Jepang Mendarat Darurat

Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)
Infografis Avigan obat Corona. (Dok. Suara.com)

Avigan, yang umumnya dikenal favipiravir, telah dijadikan riset dalam puluhan uji coba di seluruh dunia dan telah disetujui sebagai pengobatan COVID-19 di Rusia, India dan Indonesia. Akan tetapi masih ada kekhawatiran, sebab obat tersebut tampaknya menyebabkan cacat lahir pada riset hewan.

Jepang telah mengizinkan Avigan sebagai obat darurat untuk flu dan pemerintah tahun lalu meminta Fujifilm agar menambah hingga tiga kali lipat persediaan nasional obat avigan.

Apa itu obat Avigan?

Obat Avigan sempat populer tahun lalu setelah dibeli oleh presiden Jokowi, dengan harapan dapat digunakan dalam penanganan Covid-19.

Avigan atau Favipiravir adalah obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan pada 2014 oleh perusahaan Jepang, yaitu Fujifilm Toyama Chemical dan diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical.

Baca Juga: Ketagihan FaceApp, Pria 53 Tahun Ini Hobi Unggah Foto Jadi Remaja Cantik

Avigan dikembangkan untuk mengobati virus influenza, tapi sejak Februari 2020 diakui sebagai pengobatan eksperimental untuk pasien Corona Covid-19 di Jepang.

“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan (melawan virus corona),” tutur Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir dari laman Asia Nikkei.

Uji klinis sendiri sudah dilakukan pada 200 pasien rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat ditetapkan negatif dalam waktu yang relatif singkat, selain itu gejala pneumonia juga sangat berkurang.

Zhang Xinmin mengatakan bahwa pasien yang mengonsumsi favipiravir dinyatakan sembuh setelah rata-rata empat hari, lebih lama dari sebelumnya yakni 11 hari.

Menurutnya tidak ada efek samping signifikan yang dialami pasien.

Sementara itu, situs Live Science menyebutkan bahwa Avigan secara khusus dibuat untuk mengobati virus RNA.

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Corona Covid-19 memang memiliki materi genetik utama RNA, bukan DNA.

Obat ini menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase.

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Corona Covid-19 memang memiliki materi genetik utama RNA, bukan DNA.

Obat ini menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase.

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Corona Covid-19 memang memiliki materi genetik utama RNA, bukan DNA.

Obat ini menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase.

Hasil tersebut lalu dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat obat Avigan. Pakar melihat bahwa pasien baru dinyatakan negatif dalam kurun waktu 11 hari pascatertular.

Kondisi paru-paru yang ditunjukkan oleh sinar-X menunjukkan adanya perbedaan besar antara pasien Corona Covid-19 yang mengonsumsi Avigan dengan pasien yang tidak.

Pada pasien yang mengonsumsi obat Avigan tampak kondisi paru meningkat 91 persen, sedangkan yang tidak mengonsumsi obat Avigan, kualitas paru meningkat hanya 62 persen.

Dalam uji coba di Wuhan, Avigan tampak memperpendek durasi demam pasien Corona Covid-19, dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari.

Di Jepang, Avigan memang diresepkan bagi pasien Corona Covid-19 yang memiliki gejala ringan hingga sedang.

Pakar menemukan bahwa obat ini kurang efektif jika diberikan pada pasien yang memiliki gejala berat.

“Kami telah memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang. Obat ternyata tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda di tubuh pasien,” tutur narasumber dari Kementerian Kesehatan Jepang kepada Mainichi Shimbun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI