Suara.com - Kanker termasuk penyakit mematikan dan butuh pengobatan yang tepat agar kesempatan untuk sembuh makin besar. Termasuk upaya melakukan deteksi dini juga menjadi salah satu cara mencegah kanker tidak menyebar ke organ lain dan membahayakan kondisi pasien.
Namun dalam praktiknya, diakui Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M. Faqih, SH. MH., bahwa masih sedikit masyarakat yang secara rutin lakukan deteksi dini terhadap kanker. Lantaran informasi mengenai hal tersebut juga masih minim.
"Saya beberapa hari yang lalu diskusi dengan komunitas dokter ahli onkologi Indonesia, penyakit kanker ini memang semakin lama makin tumbuh, bukannya berkurang. Satu hal mungkin dalam menghadapi masalah onkologi ini memang banyak hal yang harus kita lakukan. Pertama, yang lebih penting itu yang harus diketahui contoh saja aspek mengenai bagaimana caranya secara lebih dini melakukan deteksi terhadap gejala kanker," papar dr. Daeng dalam webinar kerjasama Klik Dokter dan One Onco, Rabu (21/4/2021).
Daeng mengingatkan bahwa deteksi dini terhadap kanker sangat penting. Bahkan menjadi kunci dalam penanganan sakit kanker. Sayangnya masyarakat awam masih belum banyak yang mengetahui atau kadang-kadang menganggap tidak ada masalah.
Baca Juga: Konten Cek Bukaan Dokter Kevin Dinilai Melecehkan, IDI Didesak Beri Sanksi
"Karena kalau deteksi terlambat, kanker kemudian menjadi penyakit yang lebih berat stadiumnya. Mungkin stadiumnya sudah mencapai 4 menjalar ke mana-mana, maka tingkat kesakitan atau kemungkinan penyembuhan akan makin sulit. Sehingga deteksi dini ini penting sekali untuk masyarakat mengetahui secara betul. Masyarakat harus mendapatkan informasi atau edukasi yang baik," ucapnya.
Berkontribusi dalam menangani hal tersebut, platform digital kesehatan Klikdokter bekerjasama dengan One Onco untuk memberikan berbagai informasi terkait kanker, khususnya kanker payudara dan kanker serviks.
"Kanker payudara dan serviks merupakan yang paling banyak dialami oleh perempuan di Indonesia," kata General Manager One Onco dr. Selvina.
Informasi terkait kanker memang telah banyak beredar di internet. Tetapi banyak pula yang informasinya tidak akurat, termasuk tentang pengobatan alternatif bagi pasien kanker. Menurut Selvina, kesalahan mendapat informasi dan pemilihan pengobatan justru berisiko bagi pasien kanker sendiri.
"Kalau sudah kena kanker carilah pertolongan dokter. Karena kanker itu penyakit medis bukan mistis. Kemudian kenapa kita harus peduli dengan hal ini, karena klaim pengobatan di Indonesia bisa dibilang kadang-kadang random. Berita hoax bertebaran dan dibumbui iming-iming penyembuhan tanpa operasi dan tanpa kemo," katanya.
Baca Juga: DPR Agresif Dukung Vaksin Nusantara, Ketua IDI Khawatir BPOM Diintervensi
"Jadi pengobatan alternatif yang banyak diiklankan membuat pasien kanker ambigu. Padahal pengobatan alternatif juga tidak kalah mencekik dibandingkan dengan pengobatan kanker yang sebenarnya," imbuh Selvina.
Karena itu melalui kerjasama dengan Klik Dokter, platformnya menyajikan layanan telemedicine dengan dokter profesional terkait kanker. Bukan hanya konsultasi online terkait gejala, pasien juga bisa mendapatkan rekomendasi pengobatan yang tepat.